REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Antrean penumpang masih terlihat di pada hari kedua pengoperasian komersial MRT di Stasiun Bundaran HI, Selasa (2/4). Berdasarkan pantauan Republika.co.id, masih ada beberapa hal minus terjadi, diantaranya mesin tiket otomatis tidak berfungsi dan beberapa gerbang pembayaran tidak menerima kartu uang elektronik terbitan lama.
Akibatnya, terjadi antrean panjang di gerai tiket dan di depan gerbang pembayaran, terutama pada jam sibuk. Antrean panjang tidak hanya terlihat pada gerai tiket dan di depan gerbang pembayaran saja.
Antrean juga terjadi karena penumpang yang akan mengisi saldo kartu uang elektronik dan penumpang yang akan keluar menggunakan kartu uang elektronik perbankan. Bahkan, petugas membongkar mesin pembayaran agar penumpang bisa keluar tanpa menggunakan kartu.
Foto: Republika/Umi Soliha
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin masih belum bisa memastikan kapan mesin tiket otomatis bisa digunakan kembali. Ia berusaha memperbaiki secepat mungkin. Ia mengatakan, sebenarnya bukan mesin tersebut yang rusak, namun ada kendala saat mengembalikan uang penumpang.
"Mesinnya sebenarnya tidak rusak cuma uang untuk pengembalian yang keluar cepat habis sehingga kami perlu mengatur lagi jarak keluar uangnya. Kalau pakai uang koin bisa lancar, tapi kita tidak bisa memaksa semua orang bawa uang koin. Kami optimalkan pakai uang kertas dulu," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di Stasiun Bundaran HI.
Foto: Republika/Umi Soliha
Ia menambahkan, PT MRT Jakarta telah menginstruksikan kontraktor untuk menyelesaikan kendala teknis pada sejumlah mesin tiket otomatis dan gerbang pembayaran yang bermasalah. Aya, salah satu penumpang dari Bukittinggi yang mencoba MRT untuk pertama kalinya mengaku masih kebingungan akan alur pembelian tiket.
"Agak ribet sih alurnya. Kalau mau pake kartu uang elektronik, setiap orang harus pakai satu kartu. Sedangkan saya ada empat orang, kalau beli empat kartu jatuhnya mahal. Jadi saya beli kartu single trip,"ujarnya.
Retno, penumpang lain yang sudah kedua kalinya menggunakan MRT, menginginkan mesin tiket otomatis segera diperbaiki agar mengurangi antrean penumpang yang ingin membeli tiket single trip. "Saya maklumi ada beberapa kendala. Namun, harus segera diperbaiki biar nggak terlalu antre,"ujarnya.
Untuk mengantisipasi membeludaknya penumpang terutama besok saat tanggal merah, PT MRT telah meminta kepada para bank penerbit kartu uang elektronik untuk menyiapkan petugas guna membantu penjualan dan menjelaskan mengenai kartu uang elektronik bank di stasiun MRT Jakarta, khususnya di Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Lebak Bulus. Selain itu, PT MRT Jakarta akan menambah petugas untuk memandu pengguna MRT Jakarta ketika memasuki gerbang pembayaran.
Pada hari pertama pengoperasian komersial pertama, Senin (1/4) sore hari (pada jam pulang kantor) terjadi antrean panjang selama kurang lebih satu jam di Stasiun Bundaran HI. Untuk memastikan keselamatan dan keamanan penumpang, PT MRT Jakarta memutuskan membebaskan pengguna memasuki stasiun dan bebas menggunakan layanan kereta MRT Jakarta mulai pukul 17.10 hingga jam operasi MRT Jakarta berakhir pada pukul 22.30 WIB.
Pemberlakukan harga tiket yang masih setengah harga dari tarif yang ditentukan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang akan menjajal MRT. Terbukti, animo masyarakat pada hari kedua ini cukup tinggi.
Misalnya, rute Bundaran HI sampai Lebak Bulus terlihat gerbong penuh oleh penumpang. Bahkan beberapa gerbong ada penumpang yang berdiri karena tempat duduk penuh. Kereta berangkat dan tiba tepat waktu.
Foto: Republika/Umi Soliha
Salah satu petugas kemanan di Stasiun Bundaran HI, Vera Sartika, mengatakan etika penumpang sudah jauh membaik dibanding saat uji coba. Meskipun menurutnya, masih ada beberapa penumpang yang belum patuh akan aturan yang ada.
"Ada beberapa penumpang yang masih belum patuh seperti masih berdiri di garis hijau saat akan naik kereta dan menggunakan lift khusus prioritas. Selebihnya, seperti penumpang yang makan di stasiun sudah tidak ada lagi," ujarnya.