REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Gempa tektonik melanda Sumenep pada Selasa (2/4) pagi. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa terjadi pukul 08.22 WIB dengan magnitudo 4,9. Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
BMKG menyatakan gempa berpusat di laut pada kedalaman lima kilometer di koordinat 7,22 LS dan 114,56 BT, 83 kilometer arah tenggara Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep. "Tapi kami di sini tidak merasakan adanya gempa. Kalau famili saya di Sepudi, tadi memang mengabarkan sempat ada guncangan, tapi sebentar," kata warga Pulau Poteran, Sumenep bernama Ahmad Sholeh pada Selasa (2/4).
Pulau Poteran merupakan salah satu pulau terdekat dengan daratan di sisi selatan Kabupaten Sumenep. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Pamekasan menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Gempa bumi dangkal ini diperkirakan terjadi akibat aktivitas sesar aktif. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik," kata Triyono.
Guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan di Pulau Sapudi dengan intensitas III-IV MMI, Situbondo dengan intensitas II-III MMI, serta Banyuwangi, Denpasar, dan Singaraja dengan intensitas II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut. Hingga pukul 08.46 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi dua kali gempa susulan dengan magnitudo 3,0 dan 3,6 setelah gempa pertama.
Humas Forum Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Madura di Pamekasan Budi Cahyono meminta warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Jika terkait dengan gempa bumi, kami minta masyarakat hendaknya mengacu kepada situs resmi BMKG atau rilis yang disampaikan masing-masing BPBD," kata Budi.