REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dosen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia (FIA-UI) Vishnu Juwono menyatakan, pada debat keempat, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengubah pendekatannya. Perubahan dari rekonsiliatif pada debat pertama dan kedua, menjadi agresif menyerang terhadap Pemerintah Jokowi.
"Perubahan gaya dari Prabowo merupakan hal yang wajar sebagai oposisi yang mencoba mencari kelemahan dari Pemerintah," kata Vishnu di kampus UI Depok, Senin (1/4).
Namun, kata dia, perubahan gaya itu bisa juga dilihat sebagai upaya Prabowo mempertanyakan pilihan opsi kebijakan yang telah dibuat pemerintah, dengan harapan dapat menurunkan elektabilitas Jokowi dimata calon pemilih. Mengingat sebagian besar survei nasional menunjukkan elektabilitas Prabowo masih tertinggal dengan Jokowi.
Dalam tema pertahanan dan luar negeri, Prabowo beberapa kali menekankan, bahwa pertahanan Indonesia masih rapuh dan lemah. Ia mencontohkan, dalam hal alutsista Indonesia masih tertinggal.
Peranan Indonesia dalam diplomasi perdamaian misalnya di korban kemanusiaan Rohingya, juga dipertanyakan oleh Prabowo. Sehingga, daya tawar Indonesia dengan negara-negara berpengaruh masih lemah.
Selain 'menyerang' Jokowi, Prabowo pada debat Sabtu akhir pekan lalu juga mencoba mengangkat isu korupsi sebagai isu utama. Prabowo menganggap korupsi merupakan sumber permasalahan negara di antaranya melalui jual beli jabatan yang membuat lembaga negara lemah.
"Saya berjanji memimpin pemberantasan korupsi yang sudah dianggap mirip kanker stadium tingkat empat," katanya.