Ahad 31 Mar 2019 09:58 WIB

Mursida Rambe: Indonesia Butuh Pemuda yang Peka

Mursida berbagi cerita sukses BMT Beringharjo ke peserta Future Leader Camp

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur BMT Beringharjo Mursida Rambe (tengah)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur BMT Beringharjo Mursida Rambe (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tokoh inspiratif Mursida Rambe menyatakan Indonesia membutuhkan generasi muda yang peka. Sekaligus mampu menjadi problem solving bagi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa, terutama masyarakat kecil.

Dengan kepekaan tersebut, maka generasi muda akan bisa membawa perubahan bagi bangsa Indonesia, di masa-masa yang akan datang. Hal itu Mursida katakan saat mengisi Inspiring Leader’s Talk, pada acara puncak Future Leader Camp (FLC) 2019, di Hotel Grasia, Semarang.

Baca Juga

Sebagai satu- satunya narasumber wanita yang mengisi acara puncak FLC 2019, Mursida pun membagi kisah dan pengalamannya hingga di hadapan ratusan peserta.

Mursida Rambe merupakan tokoh inspiratif yang telah berhasil membangkitkan ekonomi umat dengan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Beringharjo yang ia dirikan bersama dua orang temannya.

Menurut Mursida, BMT Beringharjo berdiri sejak 31 Desember 1994 dan lahir dari kegelisahan pengaruh rentenir yang mencekik pedagang kecil saat itu. Merasa tergerak dengan keadaan tersebut ia pun bertekad untuk mewujudkan lembaga keuangan berbasis syariah guna mrmbantu masyarakat kecil tersebut.

Dengan bermodalkan Rp 1 juta dari Dompet Dhuafa, perlahan ia mulai membangun pondasi pemberdayaan pedagang kecil dari serambil Masjid Al-Muttaqin, Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Sistem yang dipakai di BMT yang ia dirikan menggunakan konsep non Riba, karena ia paham betul bahwa Riba adalah perbuatan yang sangat tidak disukai Allah dan mendatangkan banyak kerugian.

"BMT Beringharjo menyasar pedagang pasar dengan tujuan menyelamatkan mereka dari jeratan Riba yang memiskinkan mereka," katanya.

Dimulai dengan memberikan pinjaman dari 25 ribu, kini setelah 25 tahun BMT Beringharjo telah memiliki 18 kantor cabang diberbagai pulau di Indonesia dengan aset sekitar Rp 160 Miliar.

Melalui cerita tersebut, ia ingin mengispirasi para generasi muda, khususnya peserta FLC untuk tergerak melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi bangsa ini. “Saya ingin mengajak para aktivis yang luar biasa seperti kalian agar semakin dekat dengan masyarakat kecil, temukan permasalahan yang mereka hadapi dan berikan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan mereka," tandas Mursida.

Ketika peserta FLC bisa melakukan satu kebaikan, maka akan berdampak dan menularkan kebaikan-kebaikan yang lainnya."Sehingga pada saatnya generasi muda akan bisa membawa perubahan bagi bangsa ini menuju lebih baik,” tandasnya.

FLC 2019 merupakan rangkaian acara untuk memberikan pembekalan kepemimpinan bagi 75 aktivis terpilih dari 22 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di tanah air.

Mereka penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) Dompet Dhuafa Pendidikan dari seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement