REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam debat capres keempat yang digelar Sabtu malam (30/3) terlihat perbedaan kualitas antara Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo dengan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto. Menurut dia terlihat mana capres yang visioner dan terjebak di masa lalu.
"Setelah tadi malam kita menyaksikan debat, bagaimana Pak Jokowi menyelesaikan persoalan membangun masa depan, sementara Pak Prabowo terjebak di persoalan Hambalang. Kita melihat kualitas kepemimpinan Pak Jokowi yang semakin kokoh, semakin matang, visioner dan menerapkan pemerintahan digital yang melayani," ujar Hasto kepada awak media di Kantor DPP PDIP Jakarta, Ahad (31/3).
Di dalam konsepsi politik pertahanan, lanjut Hasto, terlihat Jokowi yang sangat memahami bagaimana harus menguasai teknologi dan siber. "Bagaimana kita harus mengembangkan kemampuan rekayasa industri pertahanan kita, bagaimana kita melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan cara berdikari," kata Hasto.
Selain itu, Hasto menilai Jokowi sangat memahami bagaimana kehendak, harapan dan upaya dari seluruh jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Pak Jokowi yang sipil percaya pada TNI, sementara Pak Prabowo selalu meragukan laporan-laporan dari TNI. Inilah perbedaan yang fundamental," ujarnya.
Melalui debat semalam, Hasto meyakini Jokowi dapat lebih menarik simpati masyarakat sebagai sosok pemimpin yang fokus masa depan bangsa Indonesia."Dengan debat tersebut, kami meyakini bahwa pemimpin yang menyelesaikan persoalan dan membangun masa depan jauh lebih diterima daripada pemimpin yang hanya terjebak pada memori persoalan masa lalu di Hambalang," kata Hasto.