REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Calon Presiden Nomor urut 1 Joko Widodo menegaskan Pemerintah begitu konsen terhadap pengembangan bidang pertahanan nasional. Menurut Jokowi, salah satunya dengan anggaran yang diberikan ke Kementerian Pertahanan sebanyak Rp 107 Triliun atau kedua terbesar setelah anggaran untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Itu disampaikan Jokowi saat segmen ketiga debat keempat calon presiden Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3) malam. Debat mengangkat tema; Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.
"Artinya perhatian kita ke pertahanan ini juga bukan main main, kalau masih ada yang proses atau ada yang kurang, inilah yang harus kita perbaiki sebagai pemimpin," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pengembangan pertahanan nasional dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) saat ini juga terus dilakukan, meskipun anggaran di bidang keamanan dan pertahanan di nilai masih minim. Menurutnya, untuk mengakali hal tersebut, Pemerintah mendorong investasi di bidang industri pertahanan, seperti dalam memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Ia menilai semua anggaran yang ada di kementerian pertahanan harus digunakan untuk membangun industri alutsista melalui investasi dengan para investor. Hal itu kata Jokowi, sudah dibuktikan dengan adanya pembangunan industri pertahanan melalui kerjasama investasi.
"Baik berupa tank misalnya, kita sudah punya tank harimau, kita juga sudah memiliki kapal selam kita hasil kerjasama dengan negara lain, yang namanya kapal selam dadali," kata Jokowi.
Jokowi optimistis, jika Investasi invetasi di bidang pertahanan ini terus dilakukan, maka pertahanan dan alutsista Tanah Air akan semakin baik. "Saya yakin kita akan memiliki alutsista yg baik juga teknologi dan punya transfer knowledge dari negara yang kuasai ilmu itu," kata Jokowi.