REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat besar, bahkan mendapat urutan kedua di dunia untuk keberagaman hayatinya. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) menjadi salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang sudah hampir punah. Saat ini, populasinya diperkirakan hanya 300 hingga 500 ekor dengan kecenderungan yang semakin berkurang.
Peduli dengan kondisi itu, Hino Indonesia dan Taman Safari Indonesia berinisiatif untuk melindungi elang jawa melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Hino Indonesia dengan program CSR konservasi elang jawa-nya mempunyai dua program. Yaitu meliputi pengembangbiakan (breeding) dan penelitian tentang reproduksi elang Jawa.
Executive General Manager PT Hino Motors Manufacturing Bagas Krishnamurti mengatakan, pihaknya tidak melulu melakukan produksi kendaraan, tetapi juga peduli terhadap keberadaan elang jawa, masyarakat, dan lingkungan sekitar. "Kali ini kita melakukan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Konsen terhadap elang jawa, karena populasi yang sangat sedikit. Ini merupakan langkah awah. Ke depannya akan dibuatkan sangkar,” ujarnya, Kamis (28/3).
Dia menuturkan, ke depannya akan lebih banyak elang jawa yang bisa dikembangbiakan. Menurutnya kerja sama tersebut meliputi pembuatan kandang dan pelatihan serta penelitiannya juga.
Biswajit Guha kepala grup dari Life Science Taman Safari Indonesia mengatakan, alasan kenapa dipilih elang jawa, dikarenakan parameternya sudah sangat langka dan menghawatirkan. Dia mengakui, program ini masih menjadi proyek awalnya. Dan ke depan, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak lain untuk hayati yang berbeda juga.
Menurutnya, Taman Safari menjadi satu-satunya yang berkomitmen untuk pengembangan elang jawa. Saat ini, kata dia, dari segi jumlah Taman Safari memiliki tujuh ekor elan jawa. "Itu sejak 1,5 tahun lalu. Harapan kami agar bisa tetap mendapat telur dan sukses dalam penetasannya. Jadi itu tujan dari CSR PT Hino,” ujarnya.
Bagas yakin, dengan pengalaman penangkaran elang jawa serta adanya program CSR PT Hino, akan ada kemajuan dalam penangkaran. Itu dikarenakan metode dan proses sudah bisa diubah dan akan diperbaiki dalam pelaksanaanya.
"Tapi, saat ini, belum ada target. Namun, dalam satu tahun ke depan kami akan menghasilkan dua sampai tiga anakan elang jawa," katanya.
Selain elang jawa, kata dia, satwa endemic dari jawa lainnya yang sudah kritis dan membutuhkan kerja sama seperti ini adalah katak meskipun kurang seksi untuk di konservasi. Meskipun keberadaannya sangat penting untuk keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Begitu juga dengan macan tutul jawa. Kata Bagas, keberadaan macan tutul jawa itu sudah kritis. "Kebanyakan satwa yang menjadi status langka dikarenakan konflik antara manusia dan satwanya," katanya.