Jumat 29 Mar 2019 18:14 WIB

Cuaca Ekstrem Rusak Tanaman Bawang Putih di Kledung

Tanaman bawang putih yang dalam masa pembuahan mengalami busuk batang.

Petani memanen bawang putih varietas Lumbu Kuning di perladangan kawasan lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen bawang putih varietas Lumbu Kuning di perladangan kawasan lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini telah merusak tanaman bawang putih di lereng Gunung Sumbing di Desa Petarangan, Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Petani Desa Petarangan Budiyono (34 tahun) mengatakan dalam dua pekan terakhir cuaca cenderung ekstrem sehingga membuat tanaman bawang putih yang dalam masa pembuahan mengalami busuk batang.

"Tidak hanya siang atau sore hari terjadi hujan, tetapi hujan juga sering terjadi pada malam hari," katanya, Jumat (29/3).

Baca Juga

Menurut dia, hujan yang terjadi sering disertai dengan angin cukup kencang membuat sebagian besar tanaman bawang putih ambruk. "Umur tanaman sudah lebih dari 80 hari, namun karena ambruk terkena angin batang bawang putih patah kemudian membusuk sehingga bawang putih yang siap panen kualitasnya menjadi buruk," katanya.

Petani yang lain Wakiman (65) menuturkan mayoritas petani di desanya mengalami hal yang sama, yakni tanaman bawang putih mengalami busuk batang dan akar sehingga buah tidak berkembang maksimal. Sampai saat ini belum ada obatnya, sehingga banyak tanaman bawang putih yang menguning kemudian mati sebelum memasuki masa panen.

"Petani yang menanam bawang putih di ketinggian lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut hampir semua terserang penyakit tersebut," katanya.

Ia menuturkan telah melakukan pencegahan dengan melakukan penyemprotan, bahkan dalam seminggu paling tidak tiga kali penyemprotan. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Menurut dia, dengan cuaca ekstrem ini produksi bawang putih diperkirakan turun antara 40 hingga 50 persen dibanding 2018. Pada 2018, satu hektare tanaman bawang putih bisa menghasilkan antara 900 hingga 1.000 kilogram.

Namun, tahun ini dalam satu hektare tanaman bawang putih paling banyak hanya memproduksi 500 hingga 600 kilogram dan kualitasnya tidak sebagus 2018. Ia menuturkan akibat penurunan produksi tersebut petani merugi hingga puluhan juta rupiah, karena biaya tanam bawang putih cukup mahal.

Menurut dia, kerugian yang ditanggung petani semakin banyak karena saat ini harga jual bawang putih juga turun. Harga bawang putih basah hanya laku Rp 9.000 hingga Rp 10 ribu per kilogram. Padahal pada panen 2018 harganya mencapai Rp 20 ribu per kilogram. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement