REPUBLIKA.CO.ID, Capres 01 Prabowo Subianto menyebut nama Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Heryawan dan Sohibul Iman sebagai nama-nama calon menteri yang bakal bekerja di bawah kabinetnya bila terpilih jadi presiden.
Cara itu dinilai sebagai strategi Prabowo menggaet pemilih. Namun, cara Prabowo itu dinilai pula sebagai upaya Prabowo merekatkan konsolidasi antarpartai koalisi yang dianggap kurang solid.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai apa yang dilakukan Prabowo adalah upaya menunjukkan pada masyarakat, calon pejabat teknis yang bakal menjadi eksekutif pemerintahan.
"Kalau saya bilang ya umumkan, kan nanti begini yang kerja itu kan menteri, Presiden kan tidak tahu semua isu, yang kerja menteri, bagus diumumkan dong (calon menterinya)," kata Fahri saat ditemui di Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (29/3).
Baca juga, Zulkifli Hasan: Mau Prabowo Presiden, Kita Harus Kerja Keras.
Fahri bahkan menyarankan agar nama-nama yang bakal diambil sebagai menteri diumumkan. Namun, ia juga meminta pada partai pengusung, bila menyiapkan calon menteri, maka nama yang diusung harus benar-benar memiliki kecakapan dalam bidangnya.
"Karena tantangannya, siapapun yamg menang nanti ngeri sekali kalau tidak betul-betul sigap dan mampu, bisa berantakan semuanya," kata Fahri Hamzah.
Senada dengan Fahri, kubu Prabowo juga menilai alasan capres 02 itu menyampaikan calon menterinya agar masyarakat tak 'membeli kucing dalam karung'.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Ace Hasan Syadzily berpendapat, penyebutan nama menteri merupakan upaya 'jualan' Prabowo kepada partai koalisi partai pendukung. Apa yang dilakukan Prabowo dinilainya sebagai upaya mengikat partai pendukung yang dianggap kurang solid.
"Untuk menunjukan dan mengikat soliditas dari koalisi mereka. Kenapa? karena kan selama ini kita lihat memang koalisi mereka belum sepenuhnya menunjukan soliditas," ujar Ace di Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (29/3).