Jumat 29 Mar 2019 11:12 WIB

Pangandaran Ekspor Kelapa ke Australia

Nilai ekspor komoditas pertanian dari Jawa Barat mengalami peningkatan.

Red: EH Ismail
Pelepasan ekspor kelapa bulat asal Pangandaran, Jawa Barat, ke Australia, Jumat (29/3).
Foto: Humas Kementan.
Pelepasan ekspor kelapa bulat asal Pangandaran, Jawa Barat, ke Australia, Jumat (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN – Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor kelapa bulat asal Pangandaran ke Australia sebayak 15 ton dan kayu olahan (barecore) ke Cina sebanyak 591,317 meter kubik dengan total nilai ekspor mencapai Rp 1,85 miliar. Ekspor kayu olahan ini wajib dilakukan pemeriksaan Badan Karantina Pertanian sehingga bisa diterima negara tujuan.

Selain melepas ekspor, Kementan juga menyalurkan bantuan langsung kepada para petani dengan nilai bantuan Rp 5 miliar. “Kita bangga dengan petani dan pelaku usaha agribisnis di Pangandaran. Pintar melihat peluang dan potensi yang ada,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan Momon Rusmono pada acara pertemuan Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) 2019 di Jawa Barat yang dihelat di Kabupaten Pangadaran, Jumat (29/3). Momon hadir mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada kegiatan yang berlangsung di Lapangan Ketapang Doyong tersebut.

Hadir dalam acara Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagiyoni, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jami, dan lebih dari 12 ribu petani, santri tani, pendamping desa, serta penyuluh pertanian.

Luas perkebunan kelapa di Pangandaran yang tersentra di Kecamatan Kalipucang, Sidamulih, Parigi, Cijulang, dan Cimerak mencapai 33.400 hektare. Dari luas tersebut, 21 ribu hektare memproduksi kelapa, sedangkan sisanya disadap atau dideres untuk bahan gula.

Momon mengungkapkan, Kementan mengapresiasi pelaku bisnis yang mengekspor komoditas kelapa asal Pangandaran ke mancanegara. Kementan pun mendorong pada para petani muda agar tidak hanya memproduksi, namun juga bisa menjual produk yang telah diolah bahkan hingga ekspor.

“Lewat Barantan, kami luncurkan program Agro Gemilang, manfaatkan. Ini program bersama kami untuk mencetak eksportir baru di bidang pertanian,” ujar Momon.

Kementan berharap, dengan ekspose ekspor berbagai komoditas pertanian, semakin banyak masyarakat yang sadar dan mengambil manfaat dari kegiatan ekspor. “Kami minta agar semua yang kita miliki ini harus tetap dijaga dari ancaman bioterorisme global berupa hama dan penyakit yang dapat merusak sumberdaya alam kita,” tegasnya.

Adapun bantuan yang diberikan ke petani Pangandaran berupa alat dan mesin pertanian, seperti traktor roda dua, handsprayer, cultivator, dan pompa air. Selain itu, ada pula bantuan kegiatan PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat), domba, benih pala, benih kelapa dalam 6.000 batang, benih sayur dan mangga, sarana produksi cabai, manggis, pisang, dan pascapanen cabai. Ada juga bantuan berupa benih padi varietas inpari 32, 33, 42, dan 43 serta power threser. Disalurkan pula ayam umur empat minggu beserta pakan, vaksin, dan kandangnya.

“Pesan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, bantuan ke petani ini jangan dikurangi, bila perlu ditambah. Melalui bantuan ini, kami berharap produksi pertanian di Kabupaten Pangandaran meningkat dan sekaligus bisa mensejahterakan petani,” ujar Momon.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Ali Jamil yang turut mendampingi pelepasan ekspor menambahkan, hingga Maret 2019 ekspor kelapa yang disertifikasi lewat Karantina Bandung sebanyak 78 ton atau senilai Rp 2,69 miliar, sedangkan pada 2018 total ekspornya mencapai 182 ton atau serata Rp 6,28 miliar. Untuk komoditas barecore yang disertifikasi Karantina Bandung hingga Maret sejumlah 22.760,1412 meter kubik dengan nilai Rp 45,52 miliar.

“Selain itu, terdapat juga beberapa komoditas unggulan ekspor dari Jawa Barat yang disertifikasi Karantina Bandung, di antaranya kakao, makanan kering, teh, dan kopi biji dengan tujuan negara Afrika Selatan, Brasil, Australia, Anerika Serikat, Jepang, hingga Swiss.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor komoditas pertanian dari Jawa Barat memiliki kecenderungan peningkatan. Pada 2015, nilai ekspor komoditas pertanian Jabar mencapai 202,49 juta dolar AS, sedangkan pada 2016 sebesar 184,31 juta dolar AS, dan pada 2017 sebesar 264,16 dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement