REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia Muhammad Nasir mengatakan, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dapat mendorong perkembangan riset dan pendidikan dan Indonesia. Saat ini, dampak yang diberikan AI sudah terasa positif dan perlu terus dilakukan.
Nasir menjelaskan, AI ini bukan suatu ancaman yang perlu ditakutkan, sebab posisinya untuk menguatkan dan mengembangkan. Manusia tetap mejadi poin utama karena yang menjalankan riset dalam memecahkan suatu masalah melalui bantuan AI.
"Dulu riset ini output, ini ke perilisan dan masuk ke perpustakaan. Tapi, sekarang harus hasilkan inovasi, sehingga riset sesuai dengan kebutuhan," ujar Menristekdikti ini saat membuaka acara peresmian "Tokopedia dan UI Luncurkan AI Center of Excellence", Kamis (28/3).
Dengan paduan teknologi dan inovasi seperti AI maka akan memberikan efek positif bagi negara. Indonesia pun akan menjadi negara besar dan melahirkan tenaga-tenaga ahli yang bisa saling berkolaborasi.
Untuk mendukungnya kolaborasi antara pendidikan dan teknologi, Nasir mengapresiasi dengan adanya AI Center of Excellence di Universitas Indonesia. Dengan adanya fasilitas itu pelaku akademi dan peneliti dalam memanfaatkan teknologi, khususnya AI, agar dapat menghadirkan solusi bagi masalah yang terjadi di tengah masyarakat dan industri.
Tokopedia-UI AI Center of Excellence ini didukung oleh NVIDIA DGX-1, yang dilengkapi dengan GPU NVIDIA® Tesla® V100 mutakhir. Teknologi tersebut dirancang dengan struktur Tensor Core untuk mempercepat kinerja AI. ‘Komputer super dalam kotak’ ini menggunakan NVIDIA GPU Cloud Deep Learning Stack dan merupakan versi teroptimal dari framework yang paling populer saat ini, yang mampu melakukan pelatihan data 4 kali lebih cepat daripada sistem berbasis GPU lainnya.