REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umun (KPU) Arief Budiman punya curahan hati (curhat) selama menyelenggarakan Debat Capres-Cawapres 2019. Ia pun sampai melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukannya.
Arief mengklaim biasa berbicara di depan publik atau pidato tanpa menggunakan teks. Namun khusus dalam penyelenggaraan debat, Arief mengaku harus menyiapkan materi pidato. Sebab ia merasa kesalahan kata saja saat pidato sambutan dapat berujung masalah.
"Saya sambutan pakai teks baca, karena salah satu huruf saja bisa dihabisi. Biasanya saya enggak pakai teks, tapi khusus kalau debat (capres-cawapres) pakai teks," katanya dalam pidato di sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (28/3).
Arief mengungkapkan adanya masukan dari akademisi dan mahasiswa untuk mengadakan debat di lingkungan kampus. Selain itu, masukan juga mencakup tema yang bakal dibahas selama debat. Namun ia tak bisa menyanggupi hal tersebut.
"Banyak tema diusulkan, tapi cuma bisa masuk ke lima kali debat. Tak semua tema bisa dibahas. Ada kampus ingin pembahasan di sana dibahas di debat capres secara spesifik tapi enggak bisa," ucapnya.
Di sisi lain, Arief menyayangkan dirinya yang menjadi sasaran hoaks selama pemilu berlangsung. Saking mirip dari segi nama, ia disamakan dengan politisi PDIP Arif Budimanta. "Banyak desas-desus bisa diklarifikasi di forum ini, saya ada hoaks, disamakan Arif Budimanta dikira TKN saya," ujarnya.