Rabu 27 Mar 2019 17:40 WIB

Khofifah: Perlu Keseimbangan Social dan Spiritual Capital

Social capital bisa beriringan dengan spiritual capital

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Foto: Antara/Moch Asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap adanya keseimbangan antara social capital dan spiritual capital di Jawa Timur. Menurutnya, hal ini penting diupayakan, karena akan menciptakan keseimbangan kehidupan duniawi dan nahrawi. Salah satu yang bisa dilakukan menurutnya adalah dengan penguatan pesantren-pesantren yang ada di Jatim.

“Basis proses penguatan partisipasi masyarakat Jatim sangat luar biasa. Jika hal ini didukung dengan ribuan pesantren di Jatim maka social capital akan beriringan dengan spiritual capital,” kata Khofifah di Universitas Islam Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Rabu(27/3).

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjelaskan, penguatan spiritual capital salah satunya melalui peningkatkan kualitas pendidikan pesantren dan diniyah. Selain itu, juga dengan penguatan pendidikan vokasi di pesantrean-pesantren.

“Lewat vokasi di pesantren ini diharapkan akan meningkatkan daya saing dan kemandirian pesantren,” kata Khofifah.

Khofifah menambahkan, peningkatan kualitas guru Madrasah Diniyah (Madin) juga perlu dilakukan dengan meluaskan pemberian beasiswa mu’adalah, dan beasiswa S2 bagi guru Madin. Program ini, kata dia, sudah diluncurkan, dan diharapkan kualitas guru Madin akan meningkat sehingga output dari seluruh pendidikan Madin ikut meningkat.

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi aktif dengan kepala Dispendik Provinsi Jatim terkait program pendidikan vokasi di pesantren. Sejak awal Maret, Pemprov Jatim juga telah membuka  program layanan semi millenial job center di Bakorwil Pamekasan.

“Ini semua merupakan bagian dari penguatan, peningkatan skill, dan menciptakan kemandirian khususnya bagi alumni pesantren yang tidak hanya bergerak di bidang dakwah,” ujar mantan Menteri Sosial pada Kabinet Kerja tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement