Rabu 27 Mar 2019 14:32 WIB

Banjir Rendam Permukiman di Bantaran Sungai Citarum

Air masuk ke permukiman melalui gorong-gorong

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Hujan deras di wilayah Kabupaten Bandung membuat kampung Bojong Asih yang berada di bantaran sungai Citarum terendam banjir, Rabu (27/3).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Hujan deras di wilayah Kabupaten Bandung membuat kampung Bojong Asih yang berada di bantaran sungai Citarum terendam banjir, Rabu (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras di Kabupaten Bandung, Selasa (26/3) malam menyebabkan banjir di permukiman warga bantaran sungai Citarum di Dayeuhkolot dan Baleendah. Di beberapa tempat seperti di Kampung Bojong Asih dan Kampung Andir air masuk ke pemukiman melalui gorong-gorong.

Akses jalan Andir-Katapang terendam banjir dan tidak bisa dilewati kendaraan. Jalan Siliwangi juga terendam banjir namun masih bisa dilalui kendaraan. Salah seorang warga bernama Yadhi Achim mengungkapkan luapan air sungai Citarum masuk ke permukiman sejak pukul 00.00. Air terus naik hingga Rabu (27/3) pagi. Menurutnya meski di Dayeuhkolot hujan yang turun tidak terlalu deras namun hujan besar terjadi Majalaya, Rancaekek, Pangalengan, dan Kota Bandung.

"Sekarang ketinggian banjir mencapai 80 sentimeter, ini banjir kiriman," ujarnya saat ditemui di Kampung Bojong Asih, Rabu (27/3) pagi. Ia mengungkapkan air banjir masuk ke permukiman warga melalui gorong-gorong. Sampah yang ada di permukiman ketika banjir menjadi tercerai berai dan mengotori pemukiman. Saat ini meski banjir para warga tetap bertahan di rumahnya masing-masing.

"Ketika banjir datang, sampah yang ada di pemukiman terbawa banjir. Tadi pemuda di sini mengangkut sampah dapat enam karung," katanya. Yadhi mengatakan jika hujan masih terjadi maka diperkirakan banjir masih akan merendam permukiman warga. Ia pun berharap agar permasalahan sedimentasi Citarum dan sampah bisa ditangani oleh pemerintah.

Salah seorang warga lainnya, Ros, mengungkapkan banjir juga merendam rumahnya dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Ia mengaku memilih bertahan karena banjir belum merendam seluruh rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement