Rabu 27 Mar 2019 06:22 WIB

BNPT Ingatkan Penyebaran Paham Radikal di Perusahaan

Penyebaran paham radikal bisa menyusup ke berbagai institusi, termasuk TNI dan Polri.

Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius mengingatkan para direktur sumber daya manusia (SDM) di semua organisasi agar memiliki kewaspadaan dengan paham radikal. SDM mempunyai peran penting untuk menghindari paham radikal di perusahaan.

Hal tersebut dikatakan Suhardi Alius saat memberikan pembekalan Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada para direktur SDM dari seluruh Badan usaha Milik Negara (BUMN) di Tanah Air pada acara BUMN Human Capital Managemen Great Leader Camp.

Baca Juga

Kegiatan ini mengambil tema "Membangun Bangsa melalui Penguatan Sinergi dan Soliditas BUMN" di Megamendung Bogor, Selasa (26/3).

"Jadi, peran direktur SDM di organisasi itu sangat penting sehingga kontribusinya adalah kepada organisasi sehingga bisa bekerja maksimal, menghasilkan yang optimal untuk kepentingan bangsa dan negara ini," ujar Suhardi Alius usai memberikan pembekalan di Pusat Kepemimpinan Wikasatrian milik PT Wijaya Karya (Persero), Megamendung, Bogor.

Oleh sebab itu, kata mantan Kabaresrim Polri ini, dengan adanya pertemuan tersebut diharapkan para direktur SDM BUMN dan anak perusahaanya ini memiliki frame dan memiliki langkah-langkah strategis yang jelas dan baik untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Ini agar bagaimana supaya mereka bisa berkontribusi dengan baik. Dengan pemahaman tadi diharapkan mereka punya langkah yang strategis dalam rangka mempersiapkan semua personel-personelnya," tutur mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini.

Suhadi mengatakan penyebaran paham radikal terorisme itu sendiri bisa masuk dari mana saja, tidak hanya di lingkungan BUMN, tetapi institusi TNI/Polri juga bisa dimasuki paham-paham tersebut. Untuk itu, dia meminta para direktur SDM di semua instansi BUMN untuk dapat memberikan pemahaman wawasan kebangsaan yang baik dan membentengi instansinya.

"Jangan sampai paham itu masuk dan bagaimana direktur SDM itu memberikan penempatan, mengevaluasi pegawainya. Kalau ada yang salah-salah dibenarkan, dididik kembali supaya mereka menjadi orang yang baik," ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini .

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement