REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri B Satrio mengomentari repetisi yang dilakukan tiap pasangan calon di Pilpres 2019. Menurut dia, masing-masing mereka sengaja mengulang-ulang narasi politik kepada masyarakat. Hal itu supaya mereka kian mudah diingat oleh publik.
"Masing-masing capres berusaha menyampaikan pesan yang mudah diingat oleh rakyat. Oleh karenanya, narasi soal kebocoran anggaran diulang-ulang oleh 02. Begitu pula kubu 01, mereka mengulang-ulang tentang ancaman hoaks," kata Hendri kepada Republika.co.id, Selasa (26/3).
Dia menjelaskan, masyarakat akan lebih mudah mengingat narasi yang diulang-ulang kepada mereka. Narasi tersebut akan dijadikan acuan bagi masyarakat untuk memilih.
Di sisi lain, pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi) itu memaparkan, narasi yang diulang-ulang itu sebenarnya merupakan narasi yang disukai oleh masyarakat."Jadi kalau diulang-ulang ya tidak masalah. Minimal narasi itu menjadi pembeda dan dapat diingat oleh masyarakat," pungkas Hendri.
Sebelumnya, dalam kampanye terbuka hari pertama, Ahad (24/3). Jokowi mengulang kembali narasi soal hoaks. Ia mengajak masyarakat Banten untuk memerangi Hoaks. Begitu pula dengan Prabowo. Saat berkunjung ke Manado, Ahad (24/3), ia mengulang kembali narasi soal kebocoran. Ia mengatakan, kebocoran anggaran mencapai Rp.1.000 triliun.