REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarakan peringatan dini akan potensi gelombang tinggi kisaran 2,5 hingga 4 meter. gelombang tinggi tersebut iperkirakan akan terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa dan Laut Natuna Utara dalam kurun waktu empat hari ke depan yaitu 26-29 Maret 2019.
"Potensi gelombang tinggi terjadi menyusul adanya Siklon tropis Veronica (989 hPa) di Samudera Hindia barat laut Australia," kata Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/3).
Ia menambahkan, pola sirkulasi tercatat berada di Samudera Hindia Barat Daya Kepulauan Mentawai dan Samudra Pasifik Timur Laut Papua. Faktor pendukung lainnya, dia menambahkan, adalah kecepatan angin yang terpantau terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud, Perairan utara Papua dan Kepulauan Kai - Aru.
Sementara itu, dia menambahkan, potensi gelombang tinggi tidak hanya terjadi di dua wilayah tersebut. Tetapi juga berpotensi terjadi di 23 wilayah Indonesia lainnya dengan kisaran yang lebih rendah yaitu 1,25 hingga 2,5 meter. "Wilayah tersebut di antaranya Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Kepulauan Simeulue hingga Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera," ujarnya.
Selain itu, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Laut Sawu, Perairan selatan Kupang – Rote, Selat Sumba bagian barat, Perairan Utara Kepulauan Anambas hingga Natuna, Perairan Utara Sulawesi, Laut Sulawesi. Juga Perairan Kepulauan Sangihe – Talaud, Laut Maluku, Perairan Kepualauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua, Laut Arafuru bagian barat, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Terkait potensi gelombang tinggi tersebut, BMKG mengimbau nelayan untuk berhati-hati dan memperhatikan risiko keselamatan pelayaran. Beberapa moda transportasi yang rawan di antaranya perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Bahkan kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.
"BMKG juga mengimbau masyarakat yang berdomisili dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat agar selalu waspada. Jika terjadi gelombang tinggi, segera berlari menjauh ke tempat yang lebih tinggi dan aman," ujarnya.