Selasa 26 Mar 2019 01:08 WIB

Pengadaan Lahan Seksi 4 dan 6 Tol Cisumdawu Dipercepat

Pengadaan lahan ditarget kelar tahun ini.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara terowongan kembar pada proyek pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (14/12/2018).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Foto udara terowongan kembar pada proyek pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (14/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) menargetkan pengadaan lahan di dua seksi bisa tuntas seluruhnya tahun ini. Menurut Direktur PT Jasa Sarana Diah S Wahyusari, pihaknya yang termasuk konsorsium CKJT terus mengebut upaya pembebasan lahan terutama untuk seksi 4 Cimalaka-Legok dan seksi 6 Ujung Jaya-Dawuan.

“BUJT jalan terus, bahkan pengadaan untuk seksi 4 baru 8 persen seksi 6 sudah 16 persen,” ujar Diah di Bandung, Senin (25/3).

Diah mengatakan, pengadaan lahan seksi 4 dan 6 dipercepat mengingat ditargetkan pada 2019 ini seluruhnya bisa tuntas. Ia menilai proses pengadaan lahan bisa berlangsung cepat mengingat PT CKJT sudah memiliki dana talangan dari perbankan.

 “Pengadaan tanah bisa cepat. (Dana talangan) untuk pengadaan tanah sekitar Rp 2 triliun, tahun ini saja,” katanya.

Diah menjelaskan, pihak konsorsium melompati proses pembebasan lahan dan konstruksi di seksi 5 Legok-Ujung Jaya sepanjang 14,9 kilometer mengingat seksi 6 dibutuhkan untuk percepatan akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

“(Pengadaan) Seksi 5 sambil jalan. Kita (kerjakan) mungkin seksi 6 dulu karena lebih mudah dan akses ke Kertajati,” katanya.

Saat ini, kata dia, CKJT sendiri tengah memproses pembangunan fisik di ruas seksi 3 Sumedang-Cimalaka sepanjang 4 kilometer dimana lahannya sudah hampir 100 persen. Diah mencatat proses konstruksi di ruas tersebut sudah mencapai 60 persen lebih. “Posisi fisik sekarang lagi persiapan pengerjaan tanah, persiapan pelapisan, lebih banyak pekerjaan tanahnya,” katanya.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, pihaknya menilai seksi 3 bisa saja dipergunakan sebagai jalur darurat untuk arus mudik mendatang. Meski belum dibeton, secara fungsional ruas ini bisa digunakan. “Kalau untuk mudik berat, karena seksi 1 baru 14 persen, seksi 2 bisa seksi 3 bisa dikejar tapi belum operasional artinya cuma jalur darurat begitu saja,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement