REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jokowi mengawali kampanye terbuka dari Serang, Banten. Sedangkan Prabowo memulainya dari Manado, Sulawesi Utara. Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, hal itu merupakan upaya menyerang kantong suara lawan, Senin (25/3).
"Kedua daerah itu adalah zona pertempuran primer. Banten selama ini dikenal sebagai kantong suara Prabowo, dan Sulawesi Utara adalah milik Jokowi. Keduanya sebenarnya sedang mengoyak kantong suara lawan," kata Pangi kepada Republika.
Menurutnya, hal itu wajar dilakukan. Meskipun Jokowi sulit untuk menang di Banten. Begitu pula Prabowo, ia sulit untuk menang di Sulawesi Utara. Namun, keduanya perlu memangkas selisih suara.
"Setidaknya jika tidak bisa menang, paling nggak imbanglah ya," kata Pangi.
Meskipun saling menyerang kantong lawan, menurut pria lulusan S-2 Ilmu Politik UI, sebenarnya kampanye terbuka tidak terlalu berdampak signifikan untuk mengubah suara. Hal itu hanya berfungsi sebagai alat gertak kampanye.
"Jokowi dan Prabowo sebenarnya saling mengatakan, 'Aku sudah berada di depan mata anda'," kata Pangi.
Pada pemilu 2014, Banten merupakan salah satu kantong suara Prabowo. Saat itu Prabowo-Hatta mendapatkan 57,10 persen suara. Sedangkan Jokowi-Kalla mendapatkan 42,90 persen suara.
Di sisi lain. Sulawesi Utara merupakan salah satu kantong suara Jokowi. Pada pemilu 2014, Jokowi-Kalla mendapatkan 53,88 persen suara. Sedangkan Prabowo-Hatta mendapatkan 46,12 persen suara.