REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta diintegrasikan dengan moda transportasi lainnya. Selain dengan Transjakarta dan bus pengumpan, MRT bakal terkoneksi dengan LRT Jabodebek yang saat ini dalam proses pembangunan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara peresmian MRT fase I, Ahad (24/3), cukup yakin pembangunan LRT Jabodebek rampung tahun ini. Sehingga, warga di daerah penyangga Jakarta semakin mudah untuk menuju Ibu Kota.
"Kita ini bicara Jabodetabek. LRT, MRT terintegrasi semuanya," kata Jokowi di kawasan bundaran HI, kemarin.
Ia optimistis keberadaan MRT dapat mengentaskan kemacetan di Jakarta apabila seluruh fase sudah terbangun dan terintegrasi dengan moda transportasi lain. Jokowi bahkan meminta pembangunan fase III Cikarang-Balaraja dimulai tahun ini juga, berbarengan dengan fase II.
Menurut Jokowi, MRT menjadi peradaban baru bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga DKI dalam bertransportasi. Ia berpesan agar masyarakat dapat menjaga kebersihan dan merawat fasilitas MRT. Selain itu, membudayakan antre saat akan menggunakan transportasi massal termutakhir ini.
"Karena kalau hal ini tidak dibudayakan, percuma kita memiliki MRT. Kita harus menjaga, kita harus merawat MRT yang kita miliki ini," ujar Jokowi.
Dalam 10 tahun ke depan, MRT ditargetkan dapat tersambung sepanjang 231 km. Jokowi mengatakan, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 571 triliun agar MRT tersambung se-Jabodetabek.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, emerintah terus berupaya mempercepat pembangunan LRT agar moda transportasi di Jakarta dan wilayah sekelilingnya terhubung. Pemerintah, kata Budi, sangat berkomitmen membangun moda transportasi terpadu di Jakarta.
“Tahap demi tahap akan dilakukan karena pada dasarnya kita sedang mengkonsepkan Jakarta sebagai suatu kota paling besar di Indonesia dengan angkutan massal yang paripurna,” jelas Budi.
Senada dengan Jokowi, Budi yakin keberadaan MRT dapat membuat masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum. Apalagi, rute MRT akan terus dibangun hingga ke kota-kota penyangga.
Tahun ini atau awal 2020, kata Budi, pemerintah akan melakukan pembangunan tahap ketiga dengan rute Cikarang (Kabupaten Bekasi)-Balaraja (Tangerang).
MRT tahap ketiga tersebut akan memiliki lintasan sepajang 78 kilometer. Jika MRT fase ketiga sudah terbangun, maka MRT bakal tersambung sepanjang 100 kilometer. Saat ini, PT MRT Jakarta sudah memulai fase II, yaitu Bundaran HI-Jakarta Kota.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mendorong integrasi transportasi umum. Menurut dia, MRT akan menjadi bagian dari Jak Lingko, sebuah sistem integrasi transportasi ibu kota.
"MRT akan diupayakan terintegrasi dengan LRT dan KRL," katanya.
MRT juga diintegrasikan dengan Transjakarta. PT Transportasi Jakarta bahkan mengubah letak halte Transjakarta agar dapat terhubung langsung dengan Stasiun MRT.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, ada empat halte Transjakarta yang terintegrasi langsung dengan stasiun MRT. Keempat halte itu adalah Bundaran HI, Tosari, Lebak Bulus, dan CSW. Kalau LRT di Velodrome.
Ia mengatakan, Halte Bundaran HI menjadi halte Transjakarta pertama yang terintegrasi fisik secara langsung dengan stasiun MRT. Halte Bundaran HI merupakan bagian dari koridor 1 Bus Rapid Transit (BRT) yang melayani 42 rute termasuk Blok M-Kota.
Berikutnya adalah Halte CSW di Jakarta Selatan yang secara fisik tersambung dengan Stasiun Sisingamangaraja. Akan tetapi, prosesnya masih dalam tahap sayembara publik terkait desain halte terintegrasi stasiun MRT.
Agung mengatakan, Transjakarta akan menyediakan rute baru dengan bus low entry atau Metrotrans yang berhenti di dekat stasiun.
Rute tersebut di antaranya Dukuh Atas-Sam Ratulangi (DA1), Dukuh Atas-Tanah Abang (DA2), Dukuh Atas-Kuningan (DA3), dan Dukuh Atas-Kota (DA4) dengan tiket seharga Rp 3.500.