Ahad 24 Mar 2019 18:19 WIB

Pemprov Jabar Bangun 20 Jembatan Gantung Tahun Ini

Jembatan gantung untuk menghubungkan antardesa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah warga melintasi jembatan gantung 'Indiana Jones', di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Rabu (13/2).
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Sejumlah warga melintasi jembatan gantung 'Indiana Jones', di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Rabu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas  Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Barat mengusulkan 54 titik proyek pembangunan jembatan gantung. Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Dedi Sopandi, pada 2019 ini ditargetkan terdapat 20 jembatan gantung yang dapat dieksekusi.

Dedi memprediksi untuk pembangunan satu jembatan penghubung desa ini akan menghabiskan dana sekitar Rp 200 juta.

Baca Juga

"Jadi saat ini untuk 20 jembatan kita sudah mengandalkan sekitar kurang lebih 4 miliar," ujar Dedi kepada wartawan, Ahad (24/3).

Dedi mengatakan, fungsi dari jembatan gantung ini untuk menghubungkan satu desa dengan lokasi lainnya. Khususnya, untuk memfasilitasi anak-anak sekolah yang hendak menuju tempat belajar.

"Jadi ada beberapa titik-titik yang sudah kita tinjau,  sudah kita lakukan usulan itu di 54 lokasi, ada di Cianjur di Sukabumi di Cirebon Garut, Pangandaran dan sebagainya," katanya.

Dedi berharap, sebanyak 20 jembatan gantung dapat terealisasi dan dapat diakses oleh masyarakat pada tahun 2019. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi untuk melanjutkan proyek pembangunan pada tahun depan.

"Kita evaluasi lagi ke depan, apakah di 2020 ini polanya tetap seperti itu atau kita akan masukkan di bantuan keuangan desa," katanya.

Dari hasi pantauan di sejumlah titik tersebut, kata dia, pihaknya menemukan di beberapa lokasi ada anak sekolah yang terpaksa menyisir sungai ketika hendak belajar. Selain itu, ada pula masyarakat yang harus memikul hasil pertanian dengan melintasi sungai.

Sementara, bila memilih jalur lain harus menghabiskan waktu yang lebih lama, lantaran cenderung sangat jauh. Karena itu, dia katakan, masyarakat di lokasi tersebut sangat membutuhkan pembangunan jembatan gantung.

"Kadang-kadang saat sungai itu meluap dan banjir itu jelas mengganggu waktu dari aspek perekonomian dan lintasan perjalanan mereka," katanya.

Dedi memastikan, bahwa jembatan gantung tersebut merupakan inovasi untuk memfasilitasi masyarakat. Ia berharap, pembangunan jembatan ini tak sekadar memperlancar transportasi pejalan kaki untuk bersekolah dan beberapa layanan ekonomi lainnya.

"Termasuk juga kita berharap menjadi jembatan dengan nuansa wisata," katanya.

Dedi mengatakan, saat ini pun ada satu jembatan yang telah dibangun melalui CSR, tepatnya di Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Menurutnya, lokasi tersebut kini tak hanya digunakan sebagai akses lalu-lalang masyarakat menuju satu lokasi ke lokasi lainnya.

"Sampai saat ini warga juga sudah mampu melakukan kegiatan di sana dengan (foto) prewedding dan sebagainya," katanya.

Menurut Dedi, sebanyak 20 jembatan gantung yang tahun ini akan didorong pembunannya memiliki konsep yang berbeda-beda. Selain sesuai dengan inovasi, juga disesuaikan pada kebutuhan masyarakat di kawasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement