REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengimbau seluruh warga NU (nahdliyin) agar tidak golput. Warga NU diminta menggunakan hak pilihnya secara optimal demi mendukung sukses terlaksananya gelaran pesta demokrasi Pemilu, 17 April 2019.
Seruan itu disampaikan Ketua PCNU Kabupaten Tulungagung, KH Abdul Hakim Mustofa saat memberi pidato sambutan dalam kegiatan istighosah kubro dalam rangka Harlah ke-96 NU, yang diikuti ribuan warga nahdliyin dari berbagai pelosok desa dan kota se-Tulungagung, Sabtu (23/3). "Jangan golput. Sebagai warga negara yang baik, warga NU yang taat, gunakan hak pilih kita saat coblosan (Pemilu, 17 April) nanti," kata Abdul Hakim memberi wejangan.
Istighosah kubro itu digelar sejak pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, bertempat di lapangan GOR Lembupeteng, Tulungagung. Panitia membangunkan sebuah tenda besar, lengkap dengan panggung untuk para tokoh alim-ulama NU, pejabat Forpimda setempat, serta sejumlah tokoh politik dan caleg.
Sementara, ribuan warga duduk lesehan beralasankan tikar, karpet dan koran bekas seadanya. Mereka mengikuti seluruh rangkaian istighosah kubro, mulai berdoa bersama yang dipimpin ulama NU, pembacaan tahlil dan shalawat asyqhil hingga waktu menjelang siang.
KH Abdul Hakim mengatakan, NU secara organisasi tidak berpihak dalam dinamika politik pemilu. Apalagi dalam pilpres, NU bukan pula sebagai partai pengusung ataupun pendukung.
Namun menurutnya, sikap NU dalam Pemilu 2019 sudah sangat jelas. Secara personal pengurus maupun warga NU berhak dan wajib ikut berpolitik maupun menentukan dukungan sesuai pilihan politiknya.
"Tapi kan warga NU itu tahu kalau kiainya maju sebagai salah satu calon (cawapres). Maka menjadi sangat wajar dan memang sudah seharusnya jika warga NU takdim dan mendukung ulamanya, agar Indonesia ke depan memiliki pemimpin yang amanah dalam memimpin bangsa ini selama periode lima tahun ke depan," katanya.
Menggunakan bahasa sarat sentilan, KH Abdul Hakim Mustofa juga mengingatkan agar warga nahdliyin tidak 'termakan' kabar bohong atau hoaks. Misalnya, dia memberi contoh spesifik, kabar yang menyebut Capres Jokowi-Makruf Amin dalam Pemilu 17 April nanti sudah pasti menang. Tidak perlu didukung pun pasangan capres ini bakal menang.
"Janganlah 'termakan' hoaks. Kabar bohong itu hanya akan melemahkan tekad warga NU untuk ikut menyukseskan pelaksanaan pemilu nanti," ujarnya.
Imbauan serupa disampaikan Plt Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo saat diberi kesempatan memberikan sambutan di hadapan ribuan warga nahdliyin. Dukungan seluruh warga NU, dan masyarakat Tulungagung secara keseluruhan, berpartisipasi dalam pemilihan umum 17 April nanti sangat diperlukan untuk menentukan masa depan bangsa kita lima tahun ke depan.
"Dukungan baik dalam hal pilpres (pemilu presiden) maupun pileg (pemilu legislatif)," ucap Maryoto.