REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga selaku Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional hadir menjadi pembicara dalam Talkshow Kamis Kerja bertajuk Jokowi di Mata Jusuf Kalla, Kamis (21/3) petang. Dalam acara tersebut, JK diminta mengungkap kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo selama hampir lima tahun menjadi wakil presiden.
Saat itu moderator talkshow melemparkan kuis pertanyaan yang harus dijawab cepat oleh JK. Salah satu pertanyaan meminta JK untuk memilih Presiden Jokowi atau Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai wakil presiden yang mendampingi kedua pemimpin tersebut
"Ya Jokowi, karena sekarang kita sebut Jokowi, kalau SBY kita tidak sebut kan tidak marah lagi," ujar JK di Rumah Kerja, Jalan Iskandarsyah II, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (21/3).
Jawaban JK itu pun langsung mengundang gelak tawa peserta talkshow yang kebanyakan generasi milenial tersebut. Sebelumnya, JK sempat ditanya lebih dahulu oleh moderator perbedaaan signifikan antara menjadi wapres era Jokowi dan era SBY. JK pun meresponnya dan sempat mengaku sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Ini yang susah karena etikanya saya tidak bisa menilai kedua bos ya, hehehe tapi karena dicari, masing-masing orang tentu punya karakter dan cara masing-masing, masing pasti punya cara pandang dalam memimpin," ujar JK.
JK pun menjelaskan, kedua presiden tersebut sama-sama baik dalam memimpin, namun dengan gaya berbeda. JK menceritakan, sosok SBY yang selalu ingin sempurna, sementara Jokowi sosok yang ingin detail dalam segala hal.
"SBY selalu ingin perfect, kalau Pak Jokowi selalu ingin mengetahui detailnya. jadi sama-sama baiknya kan, sama sama ingin perfect sempurna," ujar JK.
Karena sifat detail tersebut, alasan kenapa Jokowi gemar blusukan selama masa pemerintahannya. Ia menuturkan, Jokowi lebih banyak menghabiskan waktu untuk turun ke lapangan.
"Itu kenapa dia kemana-mana blusukan karena ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Jadi saya sendiri tidak bisa ikuti gaya itu, rajin ke daerah, karena ingin mengetahui betul apa yang terjadi dan apa pandangan masyarakat," ujar JK.