REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyatakan, badan usaha milik negara yang ada saat ini siap membantu pesantren di Indonesia untuk dapat memiliki fasilitas belajar mengajar yang layak melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, komitmen tersebut harus diiringi dengan peningkatan kinerja BUMN dalam mencetak laba bersih.
"BUMN akan lakukan apapun untuk bantu pesantren-pesantren. Fondasi kekuatan utama manusia adalah agama, dan kami yakin pesantren menjadi fondasi utama kita sebagai kaum muslim," kata Rini di Pondok Pesantren Nihayatul Amal, Karawang, Jawa Barat, Kamis (21/3).
Rini mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan agar 143 BUMN yang ada saat ini untuk bisa memiliki keuangan yang sehat. Tujuannya agar perseroan dapat mencetak laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan begitu, salah satu manfaat yang diperoleh yakni berbagi keuntungan dengan masyarakat.
Ia mengklaim, seluruh BUMN di tahun 2018 mendapat laba sebesar 190 triliun. Angka itu merupakan hasil dari audit yang akan segera diselesaikan pada akhir bulan ini.
"Alhamdulilah, BUMN untung semua sehingga mereka harus berbagi dengan pesantren, bangun gedung belajar dan asrama santriwati, termasuk tempat tinggal untuk Kiai," ujarnya.
Pada Kamis (21/3), Rini mengunjungi Pondok Pesantren Nihayatul Amal bersama sejumlah direktur utama BUMN untuk meresmikan dimulainya pembangunan gedung belajar dan gedung asrama santriwati berkapasitas 400 orang.
Adapun pembangunan itu dibiayai penuh dari akumulasi keuntungan BUMN di tahun lalu. Pembangunan akan dilakukan dalam tiga tahap dan ditargetkan rampung kurang dari satu tahun. Bantuan yang diberikan itu, kata Rini, sekaligus dalam merayakan hari ulang tahun Kementerian BUMN ke-21 yang jatuh pada 13 April mendatang.
"Pesantren ini jumlah santrinya cukup banyak, tapi biasanya kurang tempat belajar dan kamar asrama," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Nihayatul Amal, Ubaidillah Haris, mengatakan, awal mula bisa mendapatkan bantuan penuh pembangunan gedung pesantren dari pengajuan yang dilakukan kepada Kementerian BUMN. Adapun proses pembangunan dilakukan di atas tanah milik peeantnkata dia, akan dilakukan langsung oleh pihak pesantren dengan pengawasan pemerintah.
Menurut Ubaidillah, Ponpes Nihayatul Amal merupakan pesantren terbesar yang ada di Kabupaten Karawang dengan jumlah santri mencapai 1.250 orang. Namun, kapasitas ruang asrama kurang memadai dan sesak.
Itu sebabnya, kata dia, pembangunan asrama dan gedung belajar akan sangat membantu kegiatan para santri sehari-hari.
"Saat ini kondisi asrama sudah sangat tidak rasional. Semoga gedung yang dibangun nanti akan memberikan manfaat bagi pesantren, khususnya untuk memberikan suasana belajar yang kondusif," kata dia.
Dedy Darmawan Nasution