REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan membenahi sejumlah fasilitas Moda Raya Terpadu (MRT), termasuk fasilitas stasiunnya, yang dilaporkan belum ramah terhadap kaum difabel.
Hal ini disampaikan Jokowi usai menjajal MRT bersama masyarakat difabel pada Kamis, (21/3). Jokowi menjemput pengguna MRT berkebutuhan khusus di Stasiun Lebak Bulus, kemudian melanjutkan perjalanan bersama mereka ke Stasiun Istora.
"Kaum disabilitas masih ada keluhan mengenai jarak antara kereta dan platformnya. Masih terlalu lebar. Kemudian tulisannya kurang besar. Ini masukan yang kita dengar dari penumpang," kata Jokowi di Senayan.
Jokowi juga sempat memastikan stasiun-stasiun MRT cukup terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti Transjakarta. Sore tadi, Jokowi menjajal menggunakan bus Transjakarta menuju shelter di depan Hotel Pullman, dilanjutkan berjalan kaki menuju Stasiun MRT Bundara HI.
"Hanya menyeberang 10 meter kan. Ini semakin nanti semakin banyak rute yang tersambung dan terintegrasi dengan moda lain," kata Jokowi.
Dalam percobaan MRT hari ini, Jokowi juga mengajak influencer, artis, dan para pimpinan redaksi media arus utama untuk fasilitas Ratangga. Dalam uji coba kali ini, Jokowi tiba di Stasiun MRT Bundaran HI pada pukul 17.30 WIB. Sejumlah influencer dan tokoh publik yang tampak hadir di antaranya adalah Gading Martin, Chelsea Islan, Soleh Solihun, hingga Ajudan Pribadi.
Selain itu, pemred media yang hadir seperti Pemred Republika Irfan Junaidi, Dirut Metro TV Suryopratomo, dan Dirut TVRI Helmy Yahya. Dalam uji cobanya, Gading merasa senang akhirnya bisa menjajal angkutan umum teranyar yang ada di Jakarta ini.
"Akhirnya saya naik MRT," katanya singkat sebelum dipanggil Presiden masuk gerbong VIP.
Dalam uji coba pertama kemarin lusa, Jokowi sempat menyebut bahwa pembangunan MRT yang menghubungkan Bundaran HI dan Lebak Bulus di Jakarta akan dijadikan 'percontohan' bagi pembangunan moda transportasi massal di kota-kota lain di Indonesia. Jokowi menyebutkan, pengoperasian MRT Jakarta akan memberikan gambaran penting-tidaknya dibangunnya fasilitas serupa di kota lain. Khusus untuk Jakarta, Jokowi menilai bahwa pembangunan MRT memang tergolong terlambat.
"Ini kan FS (studi kelayakan) dulu. Kalau untuk Jakarta memang sangat mendesak. Tapi kota-kota lain harus disiapkan jangan terlambat seperti kita yang di Jakarta," kata Presiden.
Jokowi menyebutkan, sejumlah kota yang ia maksud cukup mendesak untuk memiliki moda transportasi massal serupa MRT adalah Palembang di Sumatra Selatan, Medan di Sumatra Utara, Bandung di Jawa Barat, Surabaya di Jawa Timur, dan Makassar di Sulawesi Selatan. Kota-kota ini nantinya akan berkiblat pada Jakarta yang telah lebih dulu membangun dan mengelola MRT sebagai salah satu solusi kebutuhan transportasi massal.
Presiden juga memberikan arahan kepada jajarannya untuk melakukan pengintegrasian moda transportasi yang telah terbangun. Integrasi yang dimaksud mencakup antarwilayah dan antarmoda. Jokowi menyebutkan, integrasi antarwilayah menuntut DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi berkoordinasi terkait jalinan moda transportasi yang melalui empat wilayah tersebut. Sementara integrasi antarmoda menuntut singkronisasi seluruh jenis angkutan umum yang ada, termasuk Bus Transjakarta, MRT, hingga LRT (Lintas Rel Terpadu).