Kamis 21 Mar 2019 10:46 WIB

Integrasi Antarmoda, Bus Transjakarta akan Ditingkatkan

BPTJ telah menyusun master plan sehingga transportasi Jakarta tak tumpang tindih.

Rep: Rahayu Subekti / Red: Gita Amanda
Penumpang menunggu Bus Transjakarta di Halte Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penumpang menunggu Bus Transjakarta di Halte Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Moda Raya Terpadu (MRT) maka integrasi antarmoda di Jabodetabek perlu dimaksimalkan, salah satunya dengan bus Transjakarta. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mengatakan akan meningkatkan layanan bus Transjakarta untuk memaksimalkan integrasi antarmoda di Jabodetabek.

Dia memastikan, BPTJ sudah menyusun master plan setelah MRT dan Lintas Rel Terpadu (LRT) selesai. “Sudah ada di dalam master plan mana rutenya Transjakarta, mana rutenya MRT dan LRT itu sudah ada. Jadi sebenarnya tumpang tindih itu nggak ada,” jelas Bambang di Menara Kadin, Rabu (20/3).

Baca Juga

Bambang menegaskan, nantinya justru ada peningkatan Transjakarta setelah moda transportasi lainnya selesai. Misalnya, kata dia, yang sebelumnya Transjakarta sudah mampu menampung perpindahan 50 juta orang maka kapasitasnya akan ditingkatkan agar tidak collapse.

Dia menuturkan peningkatan tersebut akan dilakukan dengan merancang sistem tramp way. “Kalau sudah bicara tramp way daya angkutannya lebih banyak. Di Bogota itu yang sukses buswaynya sekarang sudah collapse. Dia sudah sampai tiga gandeng, nggak bisa lagi jadi sudah pindah,” ungkap Bambang.

Untuk itu, Bambang memastikan akan meningkatankan kapasitas Transjakarta setelah MRT dan LRT selesai. Sebab, Transjakarta sudah mampu memindahkan 50 juta pergerakan sementara MRT hanya bisa sekitar 120 ribu orang.

Bambang menilai, daya angkut MRT belum bisa ditandingi oleh Transjkarta sehingga dukungan integrasi moda transportasi lain masih dibutuhkan. “Ini masih kurang kita, jadi tidak ada penghapusan (rute Transjakarta setelah MRT selesai),” tutur Bambang.

Dia menambahkan, dalam rencana induk BPTJ terdapat 53 titik pertemuan transportasi di Jabodetabek hingga 2029. Titik pertemuan tersebut salah satunya Dukuh Atas sehingga saat ini sedang dibangun Transit Oriented Development (TOD) agar lebih tertata.

“Yang paling pentinng, TOD itu mengubah orang untuk didorong dia untuk melakukan perjalanan dengan angkutan umum karena disitu ada area komersil,” tutur Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement