REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan tim SAR gabungan terus melakukan proses evakuasi terhadap korban banjir bandang Sentani, Papua. Pencarian hingga hari ini, tim SAR gabungan menemukan korban meninggal dunia sebanyak 104 orang.
“Jumlah korban terus bertambah, hingga Rabu (20/3) pagi, tercatat 104 orang meninggal dunia,” kata Sutopo dalam siaran pers pada Rabu (20/3).
Ia menjelaskan, 97 orang korban dari di Kabupaten Jayapura dan tujuh orang korban di Kota Jayapura. Hanya saja, belum semua korban berhasil diindentifikasi. “Ada 40 korban meninggal dunia yang belum diidentitikasi,” kata dia.
Adapun korban lainnya kata dia, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian hingga 29 Maret 2019. Yang merupakan batas waktu tanggap darurat yang telah ditetapkan.
Dampak Banjir Bandang Sentani. Warga berada di atas rumahnya ketika genangan air melanda permukiman mereka yang dilanda banjir bandang di Danau Sentani, Sentani, Jayapura, Papua, Selasa (19/3/2019).
“Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian sesuai dengan laporan masyarakat yang menyatakan anggota keluarganya belum ditemukan, termasuk kepada 79 yang masih dinyatakan hilang,” ujarnya.
Sedangkan korban luka lainnya, hingga kini masih terus mendapatkan perawatan medis. Sebanyak 85 orang mengalami luka berat dan 75 orang mengalami luka ringan.
Banjir Bandang melanda wilayah Sentani, pada Sabtu (16/3) malam waktu Papua. Banyak warga yang masih trauma dengan peristiwa alam tersebut.
Sehingga banyak warga yang memilih mengungsi kendatipun berjubel dengan pengungsi lainnya. Tercatat sebanyak 9.691 orang yang mengungsi dan tersebar di 18 titik pengungsian.