Rabu 20 Mar 2019 11:14 WIB

Mahasiswa UMM Peroleh Pemahaman Literasi Digital

Sebagian besar pengguna internet di Indonesia masih buta huruf secara digital.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) belum lama ini memperoleh  pemahaman literasi digital di Theater Dome UMM. Pengetahuan ini langsung  diberikan oleh President Director dan CEO IndosatM2, Hari Sukmono dalam  kegiatan kuliah tamu.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) belum lama ini memperoleh pemahaman literasi digital di Theater Dome UMM. Pengetahuan ini langsung diberikan oleh President Director dan CEO IndosatM2, Hari Sukmono dalam kegiatan kuliah tamu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) belum lama ini memeroleh pemahaman literasi digital di Theater Dome UMM. Pengetahuan ini langsung diberikan oleh President Director dan CEO IndosatM2, Hari Sukmono dalam kegiatan kuliah tamu.

 
Di kesempatan itu, Hari menjelaskan, literasi digital harus dicanangkan dengan sebaik mungkin. Hal ini karena sebagian besar pengguna internet di Indonesia masih buta huruf secara digital untuk mendapatkan potensi penuh dari Internet. 
 
Menurut Hari, kemajuan teknologi yang cepat perlu diimbangi oleh kecerdasan pengguna. "Pengguna harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi keandalan sumber online dan memerangi berita palsu, tipuan, dan diskriminasi online,” katanya melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu (20/3).
 
Saat ini, ia melanjutkan, internet telah mengubah dunia yang manusia tempati, termasuk mengubah cara manusia bekerja. Oleh sebab itu, dia menilai, literasi digital sangat penting untuk pekerjaan di masa depan. Pengguna internet perlu memahami pentingnya melindungi informasi pribadi dan detail pribadi agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
 
Pada dasarnya, Hari menjelaskan, literasi digital terdiri dari tiga aktivitas. Antara lain menemukan, mengevaluasi dan mengonsumsi konten digital. Kemudian membuat konten digital serta berkomunikasi atau membagikannya. 
 
"Atau dalam pengertian lain yakni kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis," tambah dia.
 
Di sisi lain, Dekan Fakultas Teknik (FT) UMM, Ahmad Mubin menambahkan, dunia mulai dihadapkan dengan Industry 5.0 atau era masyarakat cerdas (smart society). Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan juga harus masuk dan mulai melakukan penyesuaian ke era ini. Dengan demikian, Smart University tidak hanya menunjang proses belajar-mengajar, tapi juga mendukung Decision Support System (DSS) yang membantu seorang pimpinan membuat keputusan.
 
Karena semakin luas rentang kendali para pimpinan, Mubin menilai, ini dibutuhkan waktu dan pengambilan keputusan yang sangat cepat. Cara ini akan membuat sistem akan sangat membantu dan perkembangan dunia di luar kampus juga teramat cepat. Oleh karena itu, kampus juga harus melakukan penyesuaian ini semua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement