Selasa 19 Mar 2019 16:40 WIB

Dua Inisiatif Dorong Peningkatan Durasi Tinggal Wisman

Peresmian terminal bandara khusus LCC dinilai penting.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
Kunjungan Wisman Masjid Istiqlal: Wisatawan asal Inggris Rachim (kiri) berjalan sambil mendengarkan penjelasan pengurus saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).
Foto: Antara/Katriana
Kunjungan Wisman Masjid Istiqlal: Wisatawan asal Inggris Rachim (kiri) berjalan sambil mendengarkan penjelasan pengurus saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata akan fokus pada dua inisiatif tahun ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Pertama adalah menjadikan Singapura sebagai tourism hub dan kedua, meresmikan terminal khusus low cost carrier (LCC).

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengakui target 20 juta kunjungan wisman cukup sulit karena artinya harus tumbuh di atas 20 persen dari tahun lalu. Namun ia menilai target penerimaan devisa 17,1 miliar dolar AS adalah angka yang konservatif.

Baca Juga

Ia cukup yakin angkanya bisa mencapai 18 miliar dolar AS. Menurutnya, perhitungan yang meleset sekitar 1 juta orang dari target 2017 dan 2018 terjadi karena faktor bencana.

Maka sebagai pendorong pariwisata terbesar pada 2019, pemerintah akan menjadikan Singapura sebagai penghubung ke Indonesia. Pemerintah akan gencar promosi di sana. Selain itu, keberadaan LCC Terminal menjadi mendesak.

"Terminal 2F itu akan kita jadikan khusus untuk pesawat LCC agar menarik lebih banyak penerbangan LCC," kata Arief di Gedung Bank Indonesia, Senin (18/3).

Ia mengatakan pertumbuhan LCC sudah mencapai 20 persen sementara full service carrier hanya lima persen. Sehingga Indonesia juga harus menyediakan ruang untuk menerima lebih banyak LCC.

"Kalau tidak punya LCC terminal itu susah kita capai 20 juta, harus tahun ini," katanya.

Arief juga mengatakan secara tidak langsung harga tiket domestik yang mahal mempengaruhi kunjungan dan durasi wisata. Wisman akan memerlukan tiket domestik untuk bepergian dari satu daerah ke daerah lain jika waktu tinggalnya cukup lama.

Pemerintah juga fokus untuk meningkatkan ini. Agar aktivitasnya di dalam negeri lebih panjang, Arief mengatakan pemerintah akan menarik wisman dari negara yang lebih jauh. Misal, wisman dari Eropa atau Timur Tengah biasanya menghabiskan waktu lebih dari 10 hari di Indonesia.

Selain Eropa, empat wilayah atau negara lain yang jadi sasaran utama adalah Cina, Malaysia, Singapura, dan Australia. Pemerintah juga akan memperbanyak agenda atau kegiatan dan mempromosikannya.

Selain 10 Bali Baru, Arief mengatakan ada rencana untuk menyediakan spot wisata yang dinilai lebih aman dari bencana. Meski pemerintah masih fokus pada program ini. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement