Senin 18 Mar 2019 16:32 WIB

Pemkot Bandung Bakal Tata PKL Monju

PKL yang berjualan tiap akhir pekan sudah mencapai 6000an.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pedagang kaki lima (PKL) berjualan di jalan saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (17/2).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang kaki lima (PKL) berjualan di jalan saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana menata kawasan Monumen Perjuangan (Monju) yang setiap akhir pekan dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Penataan ini menjadi kesepakatn setelah Pemkot Bandung menggelar audiensi dengan perwakilan PKL Monju, Senin (18/3).

Wakil Wali Kota Bandung yang juga Ketua Satgasus PKL Yana Mulyana mengatakan Pemkot Bandung ingin menghadirkan kawasan yang nyaman dan tertata. Tetapi juga tetap mengakomodasi kebutuhan lahan bagi para pedagang.

Baca Juga

"Semangatnya adalah penataan kawasan itu sehingga bisa menjadi destinasi wisata," kata Yana.

Yana menuturkan saat ini kondisi kawasan Monju setiap akhir pekan dipadati PKL yang berjualan. Bahkan para PKL pun mengular hingga ke sisi jalan di sekitar Monju yang berakibat pada kemacetan.

Selain itu, kata dia, kondisi tenda yang biasa digunakan para PKL pun terlihat sudah tidak layak. Karenanya butuh penataan agar kawasan tersebut tidak terlihat semrawut dan bisa menjadi destinasi wisata yang menarik.

"Saya usulin tendanya komunal misalkan persepuluh meter jadi untuk beberapa PKL. Mudah-mudahan dengan gitu tingkat kerusakan, tadi juga saya minta ada satu zona tertentu itu kuliner. Kuliner itu bisa menghidupkan kawasan dekat monjunya," kata dia.

Dalam pertemuan itu, ia mengatakan Pemkot berencana menyurvei ke lokasi. Sehingga nantinya bisa didapatkan konsep penataan yang saling menguntungkan, baik untuk PKL juga estetika kota yang tetap terjaga.

Ia menambahkan penataan akan dilakukam kepada PKL yang terdata sesuai dengan data pada 2014 atau sekitar 4000an PKL. Sementara PKL yang tidak terdata akan ditertibkan. Sebab, berdasarkan data terakhir bahkan PKL yang berjualan tiap akhir pekan sudah mencapai 6000an.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak yang bersedia memberikan bantuan dalam penataan PKL ini misalkan untuk tenda para PKL. Sehingga diharapkan tenda yang seragam bisa semakin memperindah dan memberikan kenyamanan.

Ketua PKL Monju, Jujun Junaedi mengatakan pihaknya mengapresiasi keinginan Pemkot menata keberadaan mereka. Meski demikian ia berharap penataan PKL tetap memberikan hak bagi para pedagang untuk mencari rezeki.

"Bahwa pedagang ini harus mendapatkan perlakuan yang adil yg sama dengan lain. Tidak nyusahkeun sebenarnya PKL mah. Pemerintah nggak usah menyiapkam lapangan kerja. Hanya nyediakeun lahan saja kenapa jadi permasalahan," kata Jujun.

Ia mengatakam kawasan Monju memang menjadi titik yang sangat diminati pedagang berjualan. Tak heran jumlah PKL semakim membludak dari pendataan terakhir beberapa tahun ke belakang.

Ia menyebutkan data terakhir PKL yang terakomodasi sekitar 4500an. Namun saat ini yang berjualan tiap hari Ahad bisa mencapai lebih dari 6000 pedagang. Memang dikatakannya banyak PKL lain yang memanfaatkan titik-titik kosong.

"Kalau dihitung yang terdampak (penertiban) bisa lebih dari seribuan (PKL)," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement