Ahad 17 Mar 2019 22:21 WIB

Sandiaga Janji Hapus UN, Ini Penjelasan BPN

Dalam sistem pendidikan, semestinya mendasarkan pada minat dan bakat.

Rep: Ali Mansur/Dessy Suciati/ Red: Friska Yolanda
Cawapres No 02 Sandiaga Uno saat mengikuti debat Cawapres Pilpres 2019 di Jakarta, Ahad (17/3).
Foto: Republika/Prayogi
Cawapres No 02 Sandiaga Uno saat mengikuti debat Cawapres Pilpres 2019 di Jakarta, Ahad (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam debat pemilihan presiden (Pilpres) 2019 Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menjanjikan akan menghapus Ujian Nasional (UN). Sebagai gantinya, pasangan calon Prabowo-Sandiaga bakal menerapkan konsep penelusuran minat dan bakat. Juga menjanjikan sistem pendidikan yang tuntas dan berkualitas dan memfokuskan akhlakul karimah.

Koordinator Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ledia Hanifa Amaliah menyampaikan bahwa saat ini UN digunakan untuk pemetaan. Namun kenyataannya, justru selepas UN tidak ada pemetaannya. "Bahkan 2018 soal ujian tidak berhubungan dengan apa yang dipelajari," ungkap Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat dihubungi melalui pesan singkat, Ahad (17/3).

Baca Juga

Kemudian dalam sistem pendidikan, semestinya mendasarkan pada minat dan bakat. Sehingga sejak awal terpetakan kurikulum dan arah minat dan bakat Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan harapan, kata Ledia, anak didik bisa bergerak sebagai pekerja maupun pencipta lapangan kerja. 

Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi atau kualitas anak didik pihaknya menyerahkan kepada instansi pendidikan itu sendiri. "Diserahkan pada otonomi sekolah yang telah mengikuti proses akreditasi," tutup Anggota Komisi X DPR RI tersebut. 

Sebelumnya dalam debat Ahad malam, Sandiaga Uno berjanji akan menghapus sistem Ujian Nasional yang selama ini digunakan pemerintah dalam sistem pendidikan. Sebagai gantinya, Sandiaga akan menggunakan sistem penelusuran minat bakat bagi para siswa untuk mengukur kemampuan dan keahlian mereka.

“Kami juga akan hapus UN, ini adalah salah satu sumber biaya tinggi dalam sistem pendidikan kita,” jelas Sandiaga.

Menurut dia, sistem Ujian Nasional tak memiliki nilai berkeadilan bagi para siswa. Sedangkan, sistem penelusuran minat bakat dinilainya akan lebih aplikatif bagi peserta didik untuk mengarahkan kemampuan dan bakatnya.

“Untuk anak-anak di rumah Ujian Nasional tidak berkeadilan. Kita hapus dan diganti dengan penelusuran minat bakat. Ini aplikatif pada peserta didik. Mereka akan diarahkan sesuai kemampuan, seperti ekonomi kreatif,” tambahnya.

Sandiaga menyampaikan, kurikulum pendidikan yang digunakan oleh pemerintah saat ini dinilai memberatkan oleh para siswa. Karena itu, ia juga berjanji kurikulum pendidikan yang akan dijalankan pemerintahannya akan lebih terfokus pada pembangunan karakter budi pekerti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement