REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedua calon wakil presiden (cawapres), Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, sama-sama ingin menyeleraskan riset dan kebutuhan dunia industri. Kedua kandidat menuangkan idenya dalam debat cawapres pilpres 2019 yang digelar Ahad (17/3) malam ini.
Pertanyaan yang dilontarkan oleh panelis di segmen pertama adalah tentang pendidikan. Kedua cawapres ditagih komitmen untuk membangun iklim riset di Tanah Air.
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno menyebutkan bahwa demi mencapai posisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima dunia pada 2045, maka kuncinya adalah membangun manusia yang berkualitas. Sandi juga memandang bahwa sistem pendidikan yang berbasis riset harus tersambung dengan lapangan kerja.
Artinya, riset dan pendidikan harus diselaraskan dengan kebutuhan di dunia kerja. "Fokusnya seharusnya gimana agar dunia usaha, akademik, dan pemerintah memiliki sinergi. Karena banyak hasil riset dan teknologi tidak sinergi dengan dunia usaha," jelas Sandiaga, Ahad (17/3).
Sandiaga berjanji di bawah kepemimpinannya bersama Prabowo, pemerintah tidak hanya fokus pada seberapa besar anggaran untuk riset. Pemerintah juga akan memastikan riset yang dikerjakan adalah riset yang memang dibutuhkan untuk pengembangan industri.
Misalnya, riset di bidang pertanian bisa dilakukan untuk menghasilkan pupuk terbaik sehingga produksi pupuk bisa diserap baik oleh petani dengan harga yang wajar. "Selain itu revolusi industri 4.0 juga sinergi dengan ekonomi kreatif," kata Sandiaga.
Sementara itu cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa fokusnya bersama Jokowi adalah membentuk Badan Riset Nasional (BRN) yang nantinya menampung lembaga-lembaga yang selama ini mengurus riset dan penelitian di perguruan tinggi dan institusi lainnya. Ma'ruf memandang, riset saat ini masih belum terkoordinasi dengan baik dan masih tersebar di kementerian dan lembaga pemerintah.
"Kami juga akan maksimalkan Rencana Induk Riset Nasional karenanya kami akan optimalkan sehingga riset menjadi efektif," kata Ma'ruf.
Senada dengan Sandiaga, Ma'ruf juga ingin menyinergikan seluruh pemangku kepentingan riset, termasuk pemerintah, akademisi, dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI ). Ma'ruf melihat bahwa penyelarasan antara riset dan industri maka riset bisa semakin berkembang sekaligus menajwab tantangan pembangunan bangsa.
"Kita ikutsertakan semua pihak terutama pemeirntah, akademisi, dan dudi dunia usaha dan dunia industri. Dengan demikian riset semakin berkembang dan membangun indonesia," katanya.