Sabtu 16 Mar 2019 06:17 WIB

Pengamat Imbau Sandiaga Rincikan Gagasan Paslon 02

Prabowo-Sandi dinilai sering menyederhanakan persoalan

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Sandiaga Uno di Bukittinggi. Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno saat berkampanye di kawasan jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (6/3/2019).
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Sandiaga Uno di Bukittinggi. Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno saat berkampanye di kawasan jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (6/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno meminta calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno untuk lebih memaparkan gagasan yang dimiliki pasangan calon (paslon) 02 dalam debat ketiga. Dia mengatakan, selama ini kubu 02 belum menyampaikan gagasan mereka secara spesifik kepada publik.

"Menurut saya, Prabowo-Sandi sering menyederhanakan persoalan,” kata Adi Prayitno di Jakarta, Jumat (15/3).

Adi mengungkapkan, hingga kini Prabowo-Sandiaga belum menjelaskan kepada publik mengenai desain pendidikan jika menang Pilpres 2019. Dia mengatakan, belum ada operasional dari visi dan misi pasangan tersebut.

Menurut Adi, kondisi tersebut berbeda dengan gagasan yang sudah dipublikasikan calon presiden (capres) pejawat. Dia mengatakan kubu paslon 01 jelas telah telah memperkenalkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah dan program-program lainnya.

Selain pendidikan, Adi juga mengingatkan Sandiaga untuk menggunakan data ketika berbicara soal ketenagakerjaan, terutama menyangkut pengangguran. Dia mengatakan, harus ada data persentase yang jelas agar Sandiaga tidak dianggap asal dalam mengkritik.

Debat ketiga Pilpres 2019 pada 17 Maret mendatang mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan. Debat ketiga nanti hanya mempertemukan cawapres kedua kubu, yakni Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Debat berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement