Jumat 15 Mar 2019 17:01 WIB

Fikes UMP Buka Dua Prodi Baru

Prodi baru dibuka dengan jenjang Diploma 4.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Foto: wordpress.com
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto, mulai tahun 2019 ini memiliki dua program studi baru. Kedua prodi tersebut, terdiri dari Prodi Teknologi Rekayasa Elektromedik dan Teknik Radiologi Pencitraan yang bernaung di bawah Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes).

''Kedua prodi yang kami buka ini memiliki jenjang sarjana terapan atau Diploma 4," jelas Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, Ikhsan Mujahid Jumat (15/3).

Baca Juga

Dia menyebutkan, pembukaan prodi baru ini dilakukan UMP untuk menjawab tantangan perkembangan pemanfaatan teknologi kesehatan yang kian pesat pada pelayanan rumah sakit. Tantangan itu meliputi data, teknologi, dan sumber daya manusia. ''Di semua rumah sakit, saat ini tidak bisa lepas lagi dari pemanfaatan teknologi kesehatan sebagai salah satu standar pelayanan yang diberikan,'' kata dia.

Dia menyebutkan, untuk kedua prodi tersebut, hingga saat ini bari empat perguruan tinggi di Jateng yang memiliki. Karena itu dia menilai, kesempatan kerja lulusannya juga masih terbuka luas.

''Mulai tahun ajaran 2019 ini, kami sudah menerima mahasiswa baru untuk kedua prodi tersebut. Namun untuk angkatan pertama, kami baru akan menerima 40 mahasiswa untuk masing-masing prodi,'' kata dia.

Dia juga mengatakan, dengan bertambahnya dua prodi baru ini, maka di lingkungan Fikes UMP saat ini sudah memiliki 9 program studi. Masing-masing D3 keperawatan, D3 kebidanan, S1 keperawatan, S1 kebidanan, Ners atau profesi tenaga kesehatan, profesi kebidanan, D4 teknologi laboratorium medik, D4 teknologi rekayasa elektromedik dan D4 teknologi radiologi pencitraan.

Selain sembilan program studi ini, dia juga menyebutkan, Fikes UMP juga sedang mengusulkan 4 program studi baru. Masing-masing  S1 perekam informasi kesehatan, keperawatan anestesi dan D3 teknologi bank darah serta S2 atau magister kesehatan. ''Untuk membuka prodi tersebut, kami masih menunggu izin persetujuan dari Ditjen Dikti,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement