Kamis 14 Mar 2019 20:14 WIB

Pengusaha Warung Makan Keluhkan Harga Ayam Pedaging

Pengusaha warung makan keluhkan harga ayam pedaging yang mencapai Rp 75 ribu.

Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (broiler). (Dok)
Foto: Antara/Irfan Anshori
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (broiler). (Dok)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Para pemilik warung makan di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berharap harga ayam pedaging tidak mengalami kenaikan secara berulang. Saat ini, harga ayam pedaging telah mencapai Rp 70 ribu-Rp 75 ribu per ekor dengan bobot 2-2,5 kilogram.

"Harga tersebut tergolong tinggi dari biasanya yang berkisar Rp 55 ribu-Rp 60 ribu per ekor dengan bobot yang sama," ujar Ani, salah satu pelaku usaha rumah makan berskala kecil di Kecamatan Kwandang, Kamis.

Ani berharap, pemerintah daerah dapat mengintervensi harga pangan asal hewani khususnya ayam pedaging yang cukup laris di pasaran.

"Jika harga terus naik, apalagi jelang bulan Ramadhan, sangat sulit kami rasakan," ujarnya.

Hal yang sama diungkap Meylan, warga di Kecamatan Tomilito. Dia berharap agar harga ayam pedaging tidak kembali mengalami kenaikan, khususnya pada bulan Ramadhan nanti.

Komoditas ayam pedaging, menurut Meylan, cukup menggantikan peran ayam buras atau ayam kampung yang harganya pun sangat tinggi. Saat ini, harga ayam kampung cukup tinggi sebab rata-rata diatas Rp75 ribu per ekor untuk ukuran kecil.

Untuk ayam kampung ukuran 2,5 kilo gram per ekor bahkan bisa mencapai Rp100 ribu-Rp120 ribu per ekor.

"Jika harga kedua jenis ayam ini tidak berbeda, maka sulit bagi warga memenuhi kebutuhan pangan asal hewan dengan harga terjangkau," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement