Rabu 06 Mar 2019 15:14 WIB

'Kinerja Kopassus Dinilai Efektif Penyebaran Paham Radikal'

Kinerja Kopassus selama ini cukup efektif membantu BNPT.

Pasukan Kopassus, ilustrasi
Foto: Jafkhairi/Antara
Pasukan Kopassus, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD selama ini dinilai telah ikut berperan penting dalam membantu tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme-terorisme agar tidak meluas di tengah-tengah masyarakat. Selama ini kinerja Kopassus bersama Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI-AL dan Satuan Bravo 90 Paskhas TNI-AU yang tergabung dalam Satauan Tugas Pencegahan (Satgas Cegah) BNPT cukup efektif dalam membantu BNPT.

“Sangat efektif (pelibatan Kopassus). Karena dia punya kemampuan teritorialnya, bahkan unsur intelijen bagaimana memetakan, mendeteksi. Kita juga banyak tergantung dari temen-temen dari Kopassus, dari Denjaka dan dari Sat Bravo 90 yang mana kita libatkan semuanya untuk melaksanakan suatu kontribusi yang terintegrasi dalam rangka upaya pencegahan terorisme,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius usai memberikan pembekalan kepada jajaran prajurit Kopassus tentang Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang berlangsung di Balai Komando, Komplek Makopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (5/3).

Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan bahwa untuk melakukan sinergi dalam upaya penanggulangan terorisme, selama ini pihaknya sudah banyak sekali dibantu oleh Kopassus. Bahkan menurutnya selama ini Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT juga selalu dari Kopassus.

“Selama ini kita tunjuk dari Kopassus karena  mempunyai anggota-anggota yang betul-betul militan, yang bisa turun ke lapangan untuk memonitor itu semua. Dan saya berterima kasih karena saya dapat laporan laporan dari temen-temen Kopassus yang turun ke lapangan dan itu menjadi masukan buat kami dalam mengambil keputusan dalam rangka melakukan kebijakan-kebijakan yang kita buat,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan.

Alumni Akpol tahun 1985 ini mengatakan beberapa hari ke depan BNPT akan kembali menggelar latihan mitigasi penanggulangan terorisme. Sebagaimana latihan-latihan sebelumnya, dalam latihan tersebut semua institusi terkait juga ikut dilibatkan.

“Latihan mitigasi seperti yang lalu seperti di Semarang, lalu dalam rangka Asian Games dimana Panglima TNI yang mengambil pada waktu itu bagaimana kita kontribusi, bersinergi dalam mengatasi masalah masalah terorisme, khususnya yang bisa kita kerjasamakan dan itu kita laksanakan di lapangan. Jadi bukan cuma TNI  baik dari (Angkatan) Darat, Laut, Udara dan  Polisi, tetapi termasuk instansi terkait lainnya,” kata mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan.

Untuk itu dalam menjalin sinergitas, pihaknya akan tetap terus melakukan koordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait lainnya. “(Sinergi) itu terus kita tingkatkan. Dan kalau ada isu-isu yang bagus kita buatkan formulasinya. Kalau kita bisa mengidentifikasi masalah maka kita akan melakukan treatment juga yang pas sesuai dengan apa yang kita butuhkan di lapangan,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Pria kelahiran Jakarta, 10 mei 1962 ini juga menjelaskan bahwa dalam kesempatan tersebut pihaknya sengaja diundang oleh Komandan Jenderal  (Danjen) Kopassus, Mayjen I Nyoman Cantiasa untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana isu terorisme yang terjadi di Indonesia.

“Saya memberikan pemahaman secara utuh kepada seluruh jajaran pimpinan di Kopassus sehingga tahu persis apa yang  terjadi dan apa antisipasinya ke depan. Kita mengharapkan kepada Kopassus sebagai satuan khusus di Republik ini yang menjadi tulang punggung kita dalam rangka penanggulangan terorisme,” ujar mnatan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement