REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyatakan, tudingan bahwa capres 02 Prabowo Subianto didukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tak akan memengaruhi pemilih.
Juru Bicara BPN Faldo Maldini menyebutkan, tudingan bahwa kubu Prabowo didukung Wahabi, ekstremis, golongan radikal, hingga HTI sudah kerap dilontarkan oleh kubu lawan. BPN tak ambil pusing dengan adanya tudingan tersebut.
"Saya mungkin menunggu tudingan lain yang mereka akan tampilkan kepada kita. Tapi, yang tidak jauh lebih penting, kita tidak akan terpengaruh, apalagi pemilih. Masyarakat sudah pintar kok," kata Faldo Maldini di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (14/3).
Faldo menyatakan, pihaknya cukup enggan menyeret tudingan tersebut ke ranah hukum. Ia mengaku pesimistis bila tudingan yang ditujukan ke kubu Prabowo bakal diproses dan ditindaklanjuti dengan cepat. BPN memilih berfokus pada isu yang diusung, yakni soal ekonomi.
"Apa pun tudingan yang kita terima, kalau kita lanjutkan proses hukum, kita sudah tahulah hasilnya. Jadi, bagi kami, isu utama kami, makanan utama kami, ya, tentang ekonomi," ujar Wakil Sekjen PAN itu.
Tudingan bahwa Prabowo didukung HTI salah satunya muncul dari Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Tudingan itu diperkuat lantaran pada saat Prabowo Subianto berkampanye di Cianjur beberapa waktu lalu, ia disebut menggunakan mobil sumbangan dari seseorang yang diduga mantan donatur ISIS.
Faldo pun menepis korelasi di balik dukungan tersebut. Pinjaman itu, kata Faldo, hanya suatu bentuk dukungan masyarakat yang diterima Prabowo tanpa melihat latar belakangnya.
"Ya, kalau kita lihat, biasa saja minjemin mobil. Orang minjemin rumah banyak kok, minjemin sumber daya, banyak kok support dari siapa pun kami terima," kata Faldo menegaskan.