Kamis 14 Mar 2019 14:48 WIB

BNPB Sebut Kualitas Udara di Riau Terus Membaik

BNPB menjelaskan indikator kualitas udara dikategorikan baik.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kualitas u ada di wilayah Riau semakin membaik. Hal tersebut diindikasikan oleh delapan wilayah dengan nilai indeks standar pencemaran udara (ISPU) pada kategori baik, yaitu antara 13 – 41.

Sutopo menjelaskan, indikator kualitas udara dikategorikan baik, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) adalah pada nilai indeks ISPU 0 – 50. Dan berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menunjukkan ISPU Rumbai di Kabupaten Pekanbaru 24, Minas di Siak 31, Duri Field dan Duri Camp di Bengkalis 27 dan 29, Dumai 11, Bangko dan Libo di Rokan Hilir 39 dan 31, serta Petapahan di Kampar 41.

Baca Juga

Sehingga menurut Sutopo kualitas udara di wilayah Riau semakin membaik. Kualitas udara yang membaik ini lanjut dia, diupayakan dengan kerja keras oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau. “Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menggunakan strategi pemadaman udara dan darat,” terangnya.

Satgas udara jelas Sutopo, mengoperasikan 11 helikopter dan satu buah pesawat. Peralatan udara ini melakukan pengeboman air atau  water bombing , patroli, dan teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Kesebelas helikopter water bombing dan patroli tadi dioperasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI dan Polri serta dukungan dunia usaha, yaitu Sinarmas. Di sisi lain, TMC yang dilakukan oleh tim BPPT dengan menggunakan pesawat Cassa 212 telah menggelontorkan 1.600 kg garam (NaCl) di awan.

“Sortie tabur garam pertama di wilayah Pelalawan dan Indragiri Hilir sebanyak 800 kg dan sisanya di Bengkalis dan Siak,” terang Sutopo.

Total NaCl yang telah dijatuhkan di wilayah Riau hingga Rabu (13/3) sebanyak 19.000 kg. TMC ini merupakan kerja sama antara BNPB, BPPT dan TNI AU.

Sementara itu, tambahnya, satgas darat telah melakukan pemadaman titik api dan juga pendinginan atau mopping up di bekas area terbakar. Satgas darat ini melibatkan banyak pihak seperti BPBD di wilayah Riau, TNI, Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api dan personel dari dunia usaha.

Hasil penilaian luas lahan yang terbakar dari 1 Januari 2019 hingga hari 13 Maret 2019 seluas 1.823,91 hektar. Luas lahan terdampak paling besar di wilayah Bengkalis sebesar 1.015,5 hektar. Rokan Hilir 254,5 hektar (ha), Meranti 215,4 ha, Dumai 133 ha, Siak 70,75 ha, Indragiri Hilir 48 ha, Pelalawan 43 ha, Pekanbaru 21,76 ha, Kampar 19,5 ha, dan Indragiri Hulu 1,5 ha.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement