Kamis 14 Mar 2019 13:53 WIB

Menteri PUPR: MRT Indonesia tak Kalah dengan Negara Lain

Setelah MRT beroperasi masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Kereta MRT melintas saat uji coba publik pengoperasian MRT fase I Koridor Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Rabu (13/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kereta MRT melintas saat uji coba publik pengoperasian MRT fase I Koridor Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Rabu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terkesan dengan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT). Bersama rombongan Kementerian PUPR, ia menjajal MRT dari Stasiun Sisingamangaraja menuju Stasiun Bunderan HI, Rabu (13/3) lalu.

"Ternyata kita bisa, selama ini hanya mengagumi negara lain. Saya rasa kalau kita sungguh-sungguh pasti bisa," katanya.

Baca Juga

Setelah beroperasi penuh, ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal dan mulai baralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Pemanfaatan MRT saat ini belum optimal karena baru 16 kilometer (km) dari Lebak Bulus ke Bunderan HI. Nanti akan dilanjutkan fase 2 dari Bunderan HI sampai Kampung Bandan sepanjang delapan km sehingga total 24 km.

"Secara bertahap manfaatnya akan lebih terasa apabila rute Puri Kembangan sampai Bantar Gebang (Barat-Timur) sudah terealisasi," ujar Basuki.

 Ke depan, mobilitas komuter Jakarta akan mengadopsi park and ride. Masyarakat akan parkir di kantong parkir di luar Jakarta dan melanjutkan perjalanan menggunakan MRT atau transportasi umum lainnya. Kehadiran MRT akan mengubah sikap dan perilaku masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya dalam menjaga kebersihan dan ketertiban di sekitar stasiun MRT maupun gerbong kereta.

"Kekurangan kita selama ini adalah menjaga kebersihan. Oleh karena itu saya sangat mendukung penegakan aturan yang tegas, tidak ada toleransi untuk kita tetap menjaga kebersihan," kata dia.  

Dalam pembangunan MRT, Kementerian PUPR melalui Komisi Keamanan Terowongan Jalan dan Jembatan melakukan sertifikasi laik fungsi untuk terowongan dan jembatan bentang panjang yang ada di rute MRT. Ia mepanjutkan, Kementerian PUPR juga akan mengembangkan hunian dengan konsep Transit Oriented Developmet (TOD) di lahan milik Kementerian PUPR di Lebak Bulus. 

Sementara itu Direktur MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, pembanguan MRT Jakarta menelan anggaran sebesar Rp 16 triliun. Saat ini proyek MRT sudah memasuki tahap uji publik selama 13 hari terhitung 12-24 Maret 2019 mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement