Kamis 14 Mar 2019 03:00 WIB

TGB Minta Pembangunan Bangsa tak Dilepaskan dari Keagamaan

Spiritualitas keagamaan memiliki nilai yang berkaitan dengan kemanusiaan.

Politikus Partai Golkar, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Politikus Partai Golkar, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pendiri Wasathiyah Center Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menyatakan, strategi pembangunan suatu bangsa jangan pernah terlepas dari spritualitas keagamaan. Di mana, di dalamnya terdapat masalah kemanusiaan dan keadilan sosial serta kemerdekaan.

"Strategi pembangunan ini ada nilai-nilai spiritualitas keagamaan yang tidak boleh lepas," kata TGB di hadapan mahasiswa dalam acara Dialog Keumatan dan Kebangsaan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia di IPC Corporate University Bogor, Jawa Barat, Senin (13/3).

Baca Juga

TGB menuturkan, spiritualitas keagamaan itu memiliki banyak nilai-nilai yang berkaitan dengan kemanusiaan, membangun dan menata sosial keadilan, dan kemerdekaan.

Termasuk spiritualitas tentang keberagaman bangsa yang harus menjadi satu kesatuan dan berkolaborasi untuk membangun bangsa.

"Bukan lagi persaingan tapi kolaborasi, membangun jejaring, bagaimana kita bisa membangun kolaborasi dengan baik," kata TGB yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.

Ia mengungkapkan, di Indonesia tentunya sudah menjalankan kebebasan dalam beragama, bahkan telah menghadirkan kemaslahatan untuk kemanusiaan. TGB  mencontohkan, Indonesia yang diciptakan dengan niat baik dan penuh dengan keragaman telah berhasil memberikan kebaikan untuk semua orang sehingga harus tetap dijaga oleh semua pihak.

"Jangan menganggap ini (bangsa Indonesia) memang sudah begini, tapi ini hasil dari perjuangan orang terdahulu membangun kebersamaan supaya kita bisa berislah, yuk kita jaga sama-sama," kata mantan gubernur Nusa Tenggara Barat itu.

Seorang peserta dialog dari mahasiswa Univeritas Pakuan Bogor, Fahmi menambahkan, kegiatan dialog bersama TGB telah membuka luas pemikiran mahasiswa terhadap keislaman dan keindonesiaan.

Menurut dia, pernyataan yang dipaparkan oleh TGB memiliki pemikiran yang mengedukasi, terutama tentang membangun Indonenesia yang damai dan menjaga keberagaman bangsa.

"Saat ini saya rasa masih banyak yang belum paham tentang berbicara keindonesiaan, dengan adanya ini (dialog) Indonesia bisa lebih damai, karena ini negara kesepakatan dengan dasar Pancasila, dan kebhinekaan," kata Fahmi yang aktif di organisasi PMII Pakuan Bogor itu. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement