Rabu 13 Mar 2019 18:57 WIB

Anies: Transportasi Umum Belum Jangkau Semua Wilayah Jakarta

Masyarakat yang menggunakan trasnportasi umum di Jakarta hanya sekitar 23 persen.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengungkapkan rendahnya jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi umum di Jakarta yakni hanya 23 persen. Menurut dia, hal itu disebabkan transportasi yang belum menjangkau semua wilayah pemukiman dan tempat tujuan masyarakat.

"Kalau dengan kondisi seperti sekarang ya berpindah menggunakan transportasi umum masih repot, karena jarak dari rumah ke kendaraan umum masih jauh," ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (13/3).

Baca Juga

Ia melanjutkan, masyarakat akan menggunakan transportasi umum jika sudah menjangkau ke berbagai wilayah. Oleh sebab itu, menurutnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus membangun jaringan transportasi yang terintegrasi.

Ia menjelaskan, itulah alasan Pemprov DKI membangun infrastruktur secara masif dalam kurun waktu 10 tahun yang ditargetkan selesai pada 2030. Sehingga, kata Anies, warga mau menggunakan kendaraan umum.

Anies mengatakan, Pemprov DKI akan membangun tranportasi yang terintegrasi dengan antarmoda. Ia menyebut, tranportasi umum nantinya bisa menjangkau sampai 500 meter dari tempat tinggal warga maupun tempat tujuannya. "Jadi warga bisa berangkat dari mana saja, ke mana saja," kata Anies.

Sebelumnya, Anies mengikuti rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. Rapat itu membahas percepatan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta.

Ia mengatakan, jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi umum menurun dibandingkan 20 tahun lalu. Ketika itu, penggunaan transportasi umum sebesar 49 persen.

Sehingga percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan membuat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Kebutuhan pembangunan itu antara lain penambahan jaringan transportasi mulai dari Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Transjakarta, dan rel kereta tidak lagi sebidang.

Pemprov DKI mengajukan kebutuhan perpanjangan jaringan transportasi umum tersebut. Untuk MRT, Pemprov DKI mengajukan perpanjangan dari saat ini 16 kilometer menjadi 223 kilometer. LRT dari yang saat ini hanya 5,8 kilometer membutuhkan hingga 116 kilometer. Transjakarta dari 431 kilometer saat ini menjadi 2.149 kilometer.

Anies juga mengatakan, Pemprov DKI mengajukan kebutuhan kereta dalam kota tidak lagi sebidang. Ada empat fokus pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta yang akan dipercepat.

Selain pembangunan infrastruktur transportasi, ada pula penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan perumahan. "Pembangunannya tidak dilakukan bertahap 30-40 tahun, tetapi dikebut semua dalam waktu 10 tahun sehingga bisa tuntas," tutur Anies di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (11/3).

Sementara, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mempertanyakan, data terkait menurunya jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta tersebut. Apabila itu berdasarkan 20 tahun yang lalu, lalu bagaimana dengan data terbaru setelah adanya Transjakarta dan Jak Lingko.

"Mengapa terjadi penurunan kalau terjadi penurunan kan Berarti ada kegagalan penambahan Armada penambahan jaringan seharusnya signifikan meningkatkan jumlah pengguna," ujar Yayat saat dihubungi Republika.co.id Rabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement