Rabu 13 Mar 2019 17:28 WIB

Inggris akan Investasi Pabrik Pengelolaan Limbah B3 di Jatim

Proyek pengolahan limbah dinilai sudah mendesak.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga melintas di dekat area lahan pembuangan pasir yang diduga mengandung limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3), di kawasan Banjir Kanal Timur, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Warga melintas di dekat area lahan pembuangan pasir yang diduga mengandung limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3), di kawasan Banjir Kanal Timur, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) Inggris Moazzam Malik di Gedung Negara Grahadi, Rabu (13/3). Pada pertemuan tersebut, Khofifah dan Malik membahas berbagai kemungkinan kerja sama, yang salah satunya adalah pendirian pabrik pengolahan limbah bahan berbahaya beracun (B3).

Usai pertemuan, Malik mengaku ada perusahaan di Inggris yang berminat berinvestasi pada proyek pengelolaan limbah B3 di Jatim. Itu tak lain karena proyek itu dirasanya mendesak dan harus segera dibangun. Perusahaan tersebut diakuinya sangat siap siat dalam berbagai hal, termasuk keuangan.

Baca Juga

"Kebetulan ada perusahaan Inggris yang mampu dalam industri itu dan punya keuangan untuk investasi dengan Jawa Timur," ujar Malik seusai pertemuan.

Khofifah pun menyambut baik rencana Pemerintah Inggris yang ingin investasi di sektor pengelolaan limbah B3. Pembangunan peabrik pengelolaan limbah B3 tersebut menurutnya akan dibangun di Dawarblandong, Mojokerto.

"Sekarang berjalan Pemerintah Inggris menyiapkan investasi di Mojokerto. Sisi keuangan sudah siap dan local content-nya (kandungan lokalnya) bisa sampai 80 persen," kata Khofifah.

Keterlibatan komponen lokal seperti lembaga dan tenaga kerja, kata Khofifah sangat bagus bagi perkonomian di Jawa Timur. Apalagi, selama ini, investasi pada industri di tanah air jarang yang melibatkan konten lokal mencapai 80 persen. 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jawa Timur Aries Mukiyono menyebutkan, investasi yang dimaksud adalah pendirian pabrik pengolahan limbah B3 di Dawarblandong, Mojokerto. "Pendirian pabrik ini telah digagas sejak masa Gubernur Soekarwo, membutuhkan anggaran Rp 500 milliar," katanya.

Aries menilai, jumlah tersebut cukup besar jika dibebankan pada APBD. Salah satu cara agar pembangunan bisa terealisasi adalah dengan cara investasi dari pihak lain. "Nanti saya mau ketemu PT JGU (BUMD yang akan menjalankan pabrik pengolahan limbah B3). Seperti apa bentuk investasi yang dibutuhkan, bakal dibicarakan kemudian," kata Aries. 

Aries menjelaskan, rencananya pabrik pengolahan limbah B3 di Dawar Blandong, Mojokerto dibangun di lahan seluas 50 hektar. Tahap awal, pembangunan seluas 5 hektar, dan saat ini sedang digarap. Namun, kata dia, masoh butuh suntikan modal untuk menyelesaikan proyek tersebut. 

"Usulan Dubes Inggris transfer teknologi dan ahlinya dari mereka. Saya sekarang ditugasi melakukan penetrasi lebih dalam untuk menyelesaikan. Seminggu lah melakukan pembicaraan dengan PT JGU," kata Aris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement