Selasa 12 Mar 2019 23:28 WIB

SOLOPEDULI Kembangkan Program Pemberdayaan bagi Dhuafa

Pengembangan agar bisa memberikan manfaat yang lebih bagi kaum dhuafa.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Warga Desa Pranan Kecamatan Pulokarto Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama SOLOPEDULI menanam 6.500 batang Refugia di Desa Pranan pada Ahad (27/1). Selain sebagai penghijauan, Refugia juga dianggap bisa untuk mencegah hama pada tanaman pertanian. 
Foto: dok. Humas Solopeduli
Warga Desa Pranan Kecamatan Pulokarto Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama SOLOPEDULI menanam 6.500 batang Refugia di Desa Pranan pada Ahad (27/1). Selain sebagai penghijauan, Refugia juga dianggap bisa untuk mencegah hama pada tanaman pertanian. 

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- SOLOPEDULI mengembangkan program pemberdayaan bagi kaum dhuafa. Hal tersebut dibahas dalam koordinasi pengembangan program-program pemberdayaan di Griya Smart Bolon di Jalan Tentara Pelajar, Bolon, Karanganyar, pada Senin (11/3). 

Koordinasi dilakukan unit program Pesantren Gratis, Asrama Gratis, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Sigab (siaga bencana), Klinik Gratis, SMK Gratis. Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan program-program SOLOPEDULI.

Baca Juga

Kegiatan tersebut dihadiri 20 perwakilan dari tujuh unit SOLOPEDULI. Salah satu perwakilan unit LKP SOLOPEDULI, Bangkit menyampaikan unitnya ingin mengembangkan LKP agar bisa memberikan manfaat yang lebih bagi kaum dhuafa dan yang membutuhkan dengan menghadirkan program-program yang dibutuhkan masyarakat seperti pelatihan setir mobil gratis. 

"Selain setir mobil gratis, kami juga membuka pelatihan komputer gratis bagi masyarakat yang membutuhkan keterampilan komputer dan bagi yang ingin belajar komputer lebih mahir lagi," kata Bangkit seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (12/3).

Direktur program SOLOPEDULI, Harjito, menyatakan, kebutuhan masyarakat dewasa ini semakin beragam. SOLOPEDULI sebagai lembaga sosial yang bekerja untuk memandirikan kaum dhuafa dianggap harus selalu mengembangkan program yang dibutuhkan mereka. 

"Di sekolah SMK Gratis SOLOPEDULI kami juga mengembangkan program kemandirian berupa training interplener dan kewirausahaan, pelatihan dan praktek usaha ekonomi, ada yang berupa menciptakan produk dari kain perca, dari sampah bekas, melukis, menyanyi dan meciptakan lagu serta kegiatan-kegiatan kemandirian lainnya," jelas Harjito.

Kegiatan-kegiatan tersebut juga untuk membekali agar siswa-siswa SMK Gratis SOLOPEDULI mempunyai keterampilan yang lebih saat mereka lulus. Melalui pendidikan di SMK Gratis, para siswa diharapkan setelah lulus bisa langsung bekerja, mandiri dan memberikan solusi bagi keluarga dan masyarakatnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement