Senin 11 Mar 2019 17:00 WIB

Kepsek SMAN 5 Padang Jawab Tudingan Siswa

Kepsek menyebut tuduhan siswa terhadapnya tidak benar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Yenni Fitri, Kepala Sekolah SMA 5 Padang yang dituntut mundur oleh siswa, Senin (11/3).
Foto: republika/Febrian Fachri
Yenni Fitri, Kepala Sekolah SMA 5 Padang yang dituntut mundur oleh siswa, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Sekolah SMAN 5 Padang, Yenni Fitri membantah tudingan ratusan siswanya yang melakukan aksi demo hari ini, Senin (11/3). Sebelumnya diberitakan ratusan siswa dan siswi SMA 5 Padang melakukan aksi demostrasi setelah pelaksanaan upacara bendera di lapangan sekolah.

Para siswa menuntut agara Yenni mundur dari jabatan kepala sekolah karena dianggap membuat prestasi sekolah turun serta telah berbuat hal-hal yang mengambil manfaat untuk kepentingan pribadi. Karena aksi demo tersebut, aktivitas belajar mengajar di SMAN 5 Padang hari ini terpaksa dihentikan.

Baca Juga

Yenni menyebut dirinya sebagai orang tertinggi di SMAN 5 Padang selalu memberi dukungan kepada siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun aktivitas ekstrakurikuler. "Saya selalu mendukung kegiatan anak-anak. Para guru juga terlibat untuk mendukung kegiatan siswa," kata Yenni di ruangannya.

Yenni menyebut apa saja yang disuarakan oleh siswa-siswinya itu tidak benar. Seperti adanya pemungutan uang komite terhadap siswa kata dia bukanlah wewenang kepala sekolah. Melainkan wewenang dari komite sekolah.

Mengenai tidak adanya anggaran dana untuk kegiatan ekstrakurikuler, Yenni mengakui bahwa sekolah tidak punya dana lebih untuk itu. Misalkan ada siswa yang berinisiatif ingin mengikuti lomba di luar dan menggunakan uang pribadi dari orang tua, kata Yenni sudah melalui surat persetujuan dari orang tua yang bersangkutan.

Yenni menyinggung bahwa berbagai persoalan di SMAN 5 Padang ini sudah disampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar. "Tuntutan siswa ini biarlah diklarifikasi oleh dinas, nanti biarlah mereka yang memutuskan," ujar Yenni.

Aksi demo siswa menjadi viral di media sosial di Sumbar. Siswa SMAN 5 Padang merasa kepala sekolah  lebih banyak mementingkan urusan pribadi ketimbang meningkatkan mutu sekolah dan kualitas para siswa.

"Kepala sekolah lebih mengutamakan kegiatan yang membuat nama pribadinya terangkat ketimbang nama sekolah. Akademik SMAN 5 Padang menurun sejak posisi kepala sekolah dijabat YP. Hilangnya kepercayaan orang tua kepada kepala sekolah karena beberapa pungutan. Kepala sekolah sering pencitraan tapi siswa ditekan," begitu beberapa bentuk pembacaan sikap dari siswa.

Aksi mogok otomatis membuat aktivitas belajar mengajar di SMAN 5 Padang hari ini terhenti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement