Senin 11 Mar 2019 14:53 WIB

BPN Kembali Temukan 17,5 Juta Data Pemilih tidak Wajar

Ketidakwajaran itu bisa terindikasi karena pemilih lahir pada tanggal dan bulan sama.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ratna Puspita
Hashim Djojohadikusumo, adik capres Prabowo Subianto
Foto: VOA
Hashim Djojohadikusumo, adik capres Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPN Prabowo-Sandiaga Uno menemukan 17,5 juta data pemilih 2019 yang tidak wajar. Menurut BPN, ketidakwajaran itu bisa terindikasi karena pemilih tersebut rata-rata lahir pada tanggal dan bulan yang sama.

Direktur Komunikasi dan Media BPN Hashim Djojohadikusumo mengatakan 17,5 juta pemilih tidak wajar diperoleh dari hasil verifikasi dan investigasi terhadap daftar pemilih tetap hasil perbaikan (DPTHP) tahap dua yang ditetapkan pada 15 Desember 2018. Dalam proses verifikasi tersebut, BPN telah melakukan empat kali pertemuan dengan KPU.

"Menurut kami BPN, tim IT kami masih ada masalah sejumlah nama kurang lebih 17,5 juta nama (data pemilih tidak wajar), ya itu minimal.  Itu namanya dianggap ganda bisa juga dinilai invalid," ujar Hashim kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3).

Hashim juga mengungkapkan BPN prihatin dengan keutuhan dan integritas DPT Pemilu 2019. Namun, Hashim mengaku senang dengan respon KPU yang rencananya akan menindaklanjuti temuan BPN atas DPT tidak wajar tersebut.

"Kami berbahagia, dari KPU ada tanggapan cukup positif ya nanti kami akan diberikan waktu untuk mengadakan bukan coklit tapi pengecekan lapangan bersama secara random, kita akan cek beberapa hal nanti, kami akan laporkan lagi kepada kawan-kawan media," ungkapnya. 

photo
Ahmad Riza Patria (Republika TV)

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara BPN Ahmad Riza Patria menjelaskan pemilih sejumlah 17,5 juta ini terkonsentrasi lahir pada tanggal 1 Juli, 31 Desember, dan 1 Januari. Jumlah pemilih yang lahir 1 Juli sebanyak 9,8 juta, sementara pemilih yang lahir 31 Desember sebanyak 5,4 juta dan pemilih yang lahir 1 Januari sebanyak 2,3 juta.

"Ini tadi sudah kami pertanyakan kepada KPU. Menurut KPU, data ini ini lah yang diterima dari dukcapil Kemendagri. Nanti kami cari waktu untuk temui dukcapil Kemendagri untuk minta klarifikasi terhadap data yang kami anggap tidak wajar," kata Riza.

Selain menemukan data tidak wajar, kata Riza, BPN juga menemukan data pemilih invalid, pemilih manipulatif dan data pemilih ganda. BPN dan KPU, lanjut Riza sudah sepakat akan melakukan pengecekan bersama ke lapangan terhadap data pemilih yang bermasalah tersebut.

"Hari ini kami akan menetapkan sampling titik-titik daerah mana yang akan ditelusuri di bawah nanti. Seminggu ke depan kita akan sama-sama turun ke bawah untuk memastikan validitas data-data tersebut.  Apalagi KPU sudah janji akan revisi dan perbaiki. Kami harap semua masyarakat sama-sama kawal dan pastikan agar DPT bersih, nggak ada manipulasi ganda dan kesalahan lain sehingga pemilu berkualitas," tutur Riza. 

Berikut Rincian DPT Bermasalah Berdasarkan Temuan BPN

DPT tidak wajar: 17.553.708

  • Pemilih bertanggal lahir 1 Juli: 9.817.003
  • Pemilih bertanggal lahir 31 Desember: 5.377.401
  • Pemilih bertanggal lahir 1 Junuari: 2.359.304

Pemilih berusia di atas 90 tahun: 304.782

Pemilih berusia di bawah 17 tahun: 20.475

Data KK manipulatif di Banyuwangi: 41.555 KK

Data invalid 5 Provinsi di Jawa: 18.831.149

  • Jawa Timur: 5.372.181
  • Jawa Tengah: 3.831.465
  • Jawa Barat: 7.186.845
  • Banten: 1.419.512
  • DKI Jakarta: 1.021.146

Data ganda 5 provinsi di Jawa: 6.169.895

  • Jawa Timur: 2.271.844
  • Jawa Tengah: 1.904.310
  • Jawa Barat: 1.863.304
  • Banten: 388.330
  • DKI Jakarta: 130.437

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement