REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan Lion Air dengan kode penerbangan JT 610 yang menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 terjadi pada Oktober 2018. Saat ini kecelakaan pesawat dengan tipe yang sama itu juga dialami oleh maskapai Etiopia hari ini (10/3).
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Avirianto menegaskan pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 8 di Indonesia masih terus diawasi. "Saya jagain dari Oktober sampai hari ini itu khusus Boeing 737 Max 8 tidak terlewat. Yang lain tetap pengawasan, tapi Max ini mendalami terus," kata Avirianto kepada Republika.co.id, Ahad (10/3).
Dia memastikan pengawasan khusus tetap dilakukan karena pesawat tersebut masih dioperasikan di Indonesia. Kedua maskapai yang masih menggunakan Boeing 737 Max 8 yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.
"Iya masih (diawasi khusus) karena kita lihat saja industri Boeing ini sama otoritasnya kalau kita tanya jawabannya tidak pasti semua," jelas Avirianto.
Meskipun maskapai Etiopia mengalami kecelakaan dengan tipe pesawat yang sama, Avirianto menegaskan belum bisa langsung memberhentikan pengoperasiannya di Indonesia. Dia mengatakan Kemenhub saat ini masih menunggu hasil investigasi resmi dari maskapai Etiopia dan otoritas berwenang.
Hanya saja, dia menegaskan Kemenhub juga harus waspada dengan pengoperasian Boeing 737 Max 8. "Kita harus koordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) karena dia yang selama ini investigasi kecelakaan Lion Air Oktober tahun lalu," jelas Avirianto.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 ini. Pesawat jet penumpang Boeing 737 milik Ethiopian Airlines tampak meledak saat menuju Nairobi, Ibu Kota Kenya. Pesawat dengan penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.
"Tim teknisi Boeing akan menyiapkan bantuan teknis atas permintaan dan arahan Dewan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat," tambah Boeing dalam pernyataan mereka.
Boeing 737 Max 8 memiliki spesifikasi panjang 39,52 meter dan lebar 35,9 meter. Pesawat yang menggunakan mesin dari CFM International pabrik gabungan GE Avition dan Safran Aircraft ini dapat menempuh berjalanan 6,570 kilometer.
Tipe pesawat ini sama dengan Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu. Pesawat Boeing 737 Max 8 itu hancur berkeping-keping di lautan.