REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto menilai sistem ekonomi Indonesia saat ini salah arah. Hal itu didasarkan dari banyaknya kekayaan Indonesia yang mengalir ke luar negeri.
Prabowo mengatakan, setiap tahun rata-rata kebocoran kekayaan Indonesa mencapai Rp 1.000 triliun. Secara jelas, Prabowo menuliskannya dalam bukunya yang berjudul Paradoks Indonesia: Negara Kaya, tetapi Masih Banyak Rakyat Hidup Miskin.
"Ada yang marah (dengan data itu). Buktinya ada di buku saya itu, sudah beredar dua tahun dan tidak ada yang menyanggah, karena angkanya kebanyakan dari pemerintah," dalam pidatonya di GOR Sukarupa, Kota Tasikmalaya, Sabtu (9/3).
Prabowo menambahkan, setiap dirinya berkeliling menemui rakyat, selalu ada yang minta bantuannya untuk mengubah keadaan Indonesia. Keadaan, yang kata dia, berakibat larinya kekayaan negara yang luar biasa milik Indonesia ke luar negeri.
Prabowo menyadari, banyak elite politik yang memiliki banyak gelar, diam-diam mengejeknya dari belakang. Namun, ia tak peduli. Meskipun tak memiliki banyak gelar, ia mengklaim masih memiliki akal sehat untuk membangun Indonesia.
"Mereka punya gelar tapi kepintarannya digunakan untuk orang asing. Saya katakan, orang-orang pintar punya gelar sederet, S1, S3, atau es lilin. Kepintaranmu kalau tidak untuk rakyat, percuma," tegas dia.