REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyayangkan tudingan pencitraan dari kubu Prabowo-Sandi yang dilayangkan pada Presiden Jokowi saat naik kereta rel listrik (KRL) dari Jakarta ke Bogor.
Hasto menganggap pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) gagal paham terhadap Jokowi yang sejak menjabat walikota di Solo sering bertemu rakyat.
"Sejak menjadi wali kota, sejak menjadi gubernur, dan presiden, Pak Jokowi sudah sering bertemu rakyat," kata Hasto dalam keterangan resmi pada Kamis (7/3).
Hasto menyatakan tuduhan pencitraan dari BPN karena mereka tak mampu melakukan cara komunikasi yang sama dengan Jokowi. Sebab berkomunikasi dengan rakyat seperti cara Jokowi memang tak mudah. Cara Jokowi, kata Hasto, membutuhkan suasana batin yang baik.
"Mereka yang jarang bertemu rakyat artinya sikap batinnya tak siap. Dan untuk itu mereka hanya bisa menuduh pencitraan. Padahal itu adalah kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Sekjen PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo naik kereta dari Stasiun Tanjung Barat ke Bogor pada Rabu, (6/3). Jokowi naik KRL tanpa pengawalan ketat. Jokowi ikut berdiri di antara kerumunan penumpang dan berbincang sambil berpegangan pada salah satu hand grip.
Di sisi lain, kubu Prabowo-Sandi langsung menuiding bahwa Jokowi sedang melakukan pencitraan saat bersama masyarakat di KRL itu. Pernyataan disampaikan para jubir BPN Prabowo-Sandi seperti Andre Rosiade dan Dian Fatwa.