Jumat 08 Mar 2019 07:37 WIB

Pemprov Diminta Kaji Jalur Pedestrian Dukuh Atas

Jalur pedestrian untuk mempermudah perpindahan para penumpang antarmoda

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja melintas didekat mini information center atau pusat layanan informasi di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (7/1).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja melintas didekat mini information center atau pusat layanan informasi di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, menyambut baik pembangunan jalur pedestrian di Jalan Kendal (bawah lintas atas Jalan Jenderal Sudirman), Jakarta Pusat. Namun, ia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan kajian terlebih dahulu.

"Jadi, harus dipastikan juga jumlah penumpang yang turun sebagai pejalan kaki luapannya berapa banyak apakah cukup. Harus benar-benar jangan sampai membangun alakadarnya," ujar Alfred saat dihubungi Republika, Kamis (7/3).

Ia menjelaskan, perlu diperhatikan jumlah penumpang yang turun menjadi pejalan kaki maupun berpindah transportasi umum. Pasalnya, ada penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Stasiun Sudirman, kereta bandara dari Stasiun BNI City, halte Transjakarta, dan moda raya terpadu (MRT) dari Stasiun Dukuh Atas.

Menurut dia, akan banyak penumpang nantinya bahkan hingga ratusan ribu orang yang akan melalui jalur pejalan kaki tersebut. Sehingga, lebar jalur perlu diperhatikan agar mencukupi. Ia menghitung, setiap pejalan kaki tanpa membawa barang bawaan memerlukan ruang sekitar 50 sentimeter.

"Jumlah penumpang itu akan berapa banyak apakah sebanding dengan trotoar yang akan dibangun," kata Alfred.

Selain itu, ia mengatakan, Pemprov DKI betul-betul harus memerhatikan agar tak ada pedagang kaki lima yang akan mengambil alih jalur pejalan kaki. Ditambah lagi, kata dia, ojek daring yang kerap menaikkan dan menurunkan penumpang bahkan mangkal di depan Stasiun Sudirman harus ditata.

Menurut Alfred, Pemprov DKI harus memastikan agar para ojek daring ini tak menghalangi para pejalan kaki yang berpindah moda transportasi umum. "Yang jadi masalah kawasan itu adalah disitu pusat ojek online masih juga menjadi fasilitas untuk mereka karena trotoarnya menjadi bulan-bulanan mereka yang di Jalan Blora itu," kata dia.

PT MRT Jakarta bekerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku operator KRL, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), dan PT Railink sebagai operator kereta api bandara. Para operator transportasi umum itu bekerja sama dalam mengembangkan kawasan Dukuh Atas sebagai kawasan transit oriented development (TOD).

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, fasilitas jalur pedestrian tersebut mengalihfungsikan terowongan Jalan Kendal sebagai area pejalan kaki. Termasuk berikut penyediaan laybay atau area pemberhentian dan tunggu Transjakarta.

"Terowongan Jalan Kendal akan berubah fungsi sebagai jalur pedestrian dengan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan," kata Silvia.

Dari titik Stasiun MRT Dukuh Atas, tengah digarap proyek fisik jalur pejalan kaki penghubung Jalan Kendal menuju Jalan Blora dengan radius 700 meter. Berada di sisi Sungai Kanal Barat sepanjang 179 meter dengan lebar delapan meter lebih.

Ia menjelaskan, adanya jalur pedestrian untuk mempermudah perpindahan para penumpang dari moda transportasi ke moda lainnya. Untuk itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta untuk menutup lalu lintas yang mengarah ke terowongan di Jalan Kendal tersebut.

Dishub DKI Jakarta telah menutup sebagian ruas Jalan Kendal, Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat sejak Ahad (3/3) lalu. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, penutupan jalan tersebut juga untuk menunjang pengoperasian transportasi umum di kawasan Dukuh Atas.

"Sosialisasi sudah dilaksanakan dan hari Minggu kita sudah langsung melaksanakan pembangunan fisik maupun penutupan arus lalu lintas," kata Sigit.

Berdasarkan pantauan Republika, Kamis (7/3), akses kendaraan dari Blora hanya bisa belok ke arah kiri. Tak lagi dapat mengarah ke Stasiun Sudirman di Jalan Kendal maupun berputas balik di jalan lintas bawah Sudirman. Sebab, pengerjaan proyek pembangunan jalur pejalan kaki tengah dilaksanakan.

Para pengendara dari arah Jalan Sudirman menuju Tanah Abang baru bisa berputar balik tepat sebelum Halte Transjakarta Dukuh Atas. Penataan lalu lintas Dishub DKI menetapkan sistem satu arah pada Jalan Tanjung Karang, Jalan Blora, dan Landmark BNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement