Kamis 07 Mar 2019 18:36 WIB

Kebudayaan Mengikuti Dinamika Perkembangan Masyarakat

Pertunjukan seni tidak cuma berfungsi sebagai pelestari.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati Sleman Sri Purnomo memberi sambutan di sela pertunjukan seni ketoprak bertajuk Roro Jonggrang di House of Raminten.
Foto: Dokumen.
Bupati Sleman Sri Purnomo memberi sambutan di sela pertunjukan seni ketoprak bertajuk Roro Jonggrang di House of Raminten.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman, DIY, belum lama ini menggelar pertunjukkan pentas seni Roro Jonggrang. Cerita yang mengangkat kisah di balik megah Candi Prambanan ini ditampilkan demi mengingatkan kuat jaring kebudayaan dan dinamika masyarakat.

Pemkab Sleman, melalui bupati dan wakil bupati, memberikan apresiasi kepada pengelola usaha yang terus melestarikan seni dan kebudayaan. Terlebih, Roro Jonggrang misalnya, begitu lekat dengan masyarakat Kabupaten Sleman.

Kisah itu menceritakan perjuangan sosok Bandung Bondowoso untuk mengambil hati Roro Jonggrang. Dalam sambutannya, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, tiap daerah pasti punya cerita rakyat populer yang masih bertahan.

Di Kabupaten Sleman sendiri, pertunjukan ketoprak seperti ini sangat populer pada era 80an. Sayang, derasnya budaya asing yang masuk membuat seni ketoprak sedikit demi sedikit terkikis.

Bahkan, beberapa tempat yang dulu kerap mementaskan ketoprak lengkap dengan cerita-cerita rakyatnya, hari ini sudah tidak bertahan atau tutup. Karenanya, penting memang langkah-langkah pelestarian dilakukan.

"Dengan model yang lebih modern, jadi selain sibuk menjalankan bisnis kuliner bisa sekaligus mengangkat budaya kita," kata Sri, di House of Raminten.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Aji Wulantara menilai, pertunjukan seni hari ini tidak cuma berfungsi sebagai pelestari. Tapi, bisa sebagai jembatan mewujudkan visi misi daerah.

Misalnya, di Sleman, pertunjukan seni seperti ketoprak selaras visi misi bupati Sleman mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri, dan berbudaya. Karenanya, para pelakunya bisa dibilang turut berperan atas pembangunan.

Ia merasa, pertunjukan sosiodrama Roro Jonggrang kali ini merupakan bentuk definisi kebudayaan sebagai cipta karsa manusia. Yang, tentu saja diperoleh dengan memahami dinamika kehidupan masyarakat.

Sekarang, pertunjukan ketoprak seperti ini mungkin akan berbeda dengan sajian konvensional. Justru, kondisi itu membuktikan dimensi kebudayaan memang akrab dan mengandung dinamika perkembangan masyarakat.

Untuk itu, Aji turut memberikan harapan besar atas pertunjukan-pertunjukan serupa agar dapat terus digalakkan. Tidak cuma sebagai pelestari, tapi agar dapat memberi dukungan dalam pembangunan pariwisata di DIY.

"Karena pembangunan kebudayaan juga berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sleman," ujar Aji.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement